Lumajang,
Memo
Sutrisno (72), warga Dusun karanganyar,
Desa Kabuaran, Kecamatan Kunir, mengaku kilaf atas prilakunya membacok Su’em
(50), yang tak lain adalah tetangganya sendiri. Menurutnya, saat itu ia tidak
bisa menahan emosinya karena jengkel dibentak-bentak oleh Korban.
“Usia Su’em dengan saya terpaut jauh
Pak, usia Su’em sama dengan anak saya yang pertama,” ungkap Sutrisno kepada
Memo. Karena waktu itu Su’em mendorong Sutrisno hingga terjatuh dari pematang
sawah, akhirnya Sutrisno mengayun-ayunkan sabitnya kearah Su’em hingga melukai
pundak dan tangan kiri Su’em. ”Sebetulnya saya tidak ada niatan untuk membacok,”
terang Sutrisno lagi.
Terpisah, Kapolsek Kunir, AKP Jumali,
kepada Memo mengatakan, jika kedua belah pihak sepakat untuk damai dan korban menarik
laporannya. Mengingat ada tiga hal yang menjadi bahan pertimbangan antara lain,
pelaku berusia lanjut, kerugian kecil dan masih ada hubungan saudara. “Pelaku
orang miskin, dan kejadian itu karena urusan perut semata,” terang Jumali.
Memang awalnya pelaku ditangkap petugas
gara-gara ada laporan dari pihak korban atas tuduhan penganiayaan yang terjadi
pada Selasa (18/9), petang sekitar pukul 17.45 Wib, usai Adzan Maghrib, di
tengah persawahan yang ada di Dusun Karanganyar, Desa Kabuaran, Kecamatan Kunir,
cuma gara-gara berebut air disawah.
Menurut
ketrangan Su’em, kepada Memo,
petang itu ia hendak mengairi bibit padi yang disemainya, karena
beberapa hari bibit tersebut tidak mendapat jatah air. Lalu ia membuka aliran
air yang diparit dan mengalirkan ke lahan pembibitan itu.
Namun pada saat Su’em membuka aliran air
parit yang mengalir menuju ke sawah Sutrisno, kepergok dengan Sutrisno.
Mengetahui aliran air yang menuju sawahnya dialihkan ke lahan Su’em spontan
Sutrisno marah-marah dan memaki Su’em.
Sutrisno, Pelaku Penganiayaan |
Karena tidak terimah dengan makian
Sutrisno, lantas Su’em membalas makian Sutrisno dengan perkataan yang sama.
Akhirnya petang itu keduanya sempat adu argumen untuk mencari kebenaran. Karena
situasi semakin memanas, lantas adu mulut tersebut dilanjutkan dengan
perkelahian.
Sutrisno yang saat itu sedang membawa
sabit, lalu membacokan sabit itu kearah Su’em secara membabi buta. Mendapat
serangan dari lawanya, Su’em saat itu sepat mengeles dan menghindar dari
sabetan sabit Sutrisno yang sempat mengenai bahu kiri dan tangan kirinya.
“Waktu itu saya cuma ingin merebut arit
dari tangan Sutrisno Pak, tapi saya sempat kena bacok dua kali,” ungkap Su’em
sambil menunjukan luka pada pundak dan tangan kirinya yang sudah diperban.
Begitu berhasil merebut arit dari tangan Sutrisno, dengan berlumuran darah
segar yang keluar dari lukanya, Su’em
langsung berlari pulang untuk meminta
pertolongan keluarganya. ”Saya pulang karena tidak kuat menahan sakit Pak,”
ungkapnya.
Setelah sampai dirumhnya, Su’em langsung
dilarikan ke Puskesmas Kunir, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang
untuk mendapat jahitan pada luka di pundak dan tangan kirinya. “Saya disuruh
op-name Pak, tapi saya menolak, soalnya saya tidak krasan kalau tinggal di
rumah sakit,” pungkas Su’em. (cw6)