Lumajang,
Memo
Jelang musim hujan, RSUD Dr. Haryoto
lebih antisipasi meningkatnya lonjakan pasien anak. Karena anak-anak sangat
rawan dalam penyesuaian perubahan musim dari kemarau ke musim hujan.
"Balita lebih rawan sakit, bila orang tua tidak antisipasi," terang
Direktur RSUD dr. Haryoto Lumajang.
Ia menjelaskan, perubahan musim kemarau
ke musim hujan, belum ada lonjakan pasien rawat jalan dan rawat inap di RSUD
dr. Haryoto Lumajang. Namun, demikian pasien anak-anak masih mendominasi
dibanding pasien lainya.
Hingga saat ini, pasien rawat jalan di
Poliklinik dalam sebulan hanya berkisar 100-150 orang. Namun yang paling banyak
kalangan pasien anak. "Pasien anak rata-rata terkena Ispa, tetapi disini
pasien rujukan lho" kata wanita berkerudung ini saat dihubungi wartawan
kemarin siang.
Lanjut dia, untuk rawat inap, pihak RS
hanya memiliki sekitar 200 ruang perawatan. Bahkan dalam satu bulan, tidak
penuh dan sering keluar masuk pasien. "Untuk jumlah pastinya pasien rawat
inap dalam sebulan, belum tercopy," jelasnya.
Untuk menghadapi musim hujan, secara umum
pihak RSUD Dr. Haryoto tidak melakukan persiapan atau antisipasi lonjakan
pasien. Pasalnya, masing-masing divisi sudah memiliki Standar Opesional Sistem
(SOS) baik di Poliklinik, UGD dan Ruang rawat inap lainya.
Memang dalam menghadapi musim penghujan
saat ini, masayarakt harus lebih wasapada. Pasalnya, penyebaran penyakit demam
berdarah biasanya akan muncul seiring datangnya musim hujan.
Kebersihan lingkungan dengan menerapkan pola 3
M, yakni menguras, mengubur dan membersihkan, lingkungan adalah salah satu
kunci untuk menghindari penyebaran penyakit demam berdarah, yang dibawa oleh
nyamuk Aides Aigepty.(ami)