Tolak Tambang Pasir & Pernyataan Sikap Aliansi Damai untuk Lumajang

Lumajang, Memo_Buntut dari aksi penganiayaan yang berujung kematian terhadap korban bernama Salim alias Kancil (36), warga Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, pada Sabtu (26/9), pagi kemarin. Rupanya mendapat kecaman dari berbagai pihak. Korban merupakan salah satu aktivis yang getol menolak dilakukannya penambangan pasir secara illegal di desanya.
drama teatrikal penganiayaan salim kancil

Sebagai bentuk solidaritas atas meninggalnya aktivis peduli lingkungan itu, ratusan anak muda yang menamakan Aliansi Damai Untuk Lumajang (Adil) yang merupakan gabungan dari Organisasi Massa (Ormas), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi Mahasiswa dan organisasi komunitas.

Pada Selasa (29/9), pagi kemarin, melakukan unjuk rasa dengan menggelar aksi damai yang dilakukan di seputaran Tugu Adipura Lumajang, yang dilajutkan ke depan Mapolres Lumajang, lalu berakhir di depan Kantor Pemkab Lumajang.

Dalam orasinya, mereka meminta agar kepolisian bisa menuntut tuntas aksi pebunuhan tersebut sekaligus menangkap siapa aktor intelektualnya. Meminta kepada Bupati untuk menegakkan aturan hokum, terutama masalah pengelolaan pasir sesuai Undang-Undang yang berlaku.

Meminta kepada Bupati Lumajang, untuk melakukan transparasi terkait perusahaan tambang yang legal maupun Ilegal. Meminta pihak-pihak terkait di Masyarakat untuk bisa menahan diri dan sekaligus mempercayakan kasus tersebut sepenuhnya kepada aparat penegak hokum.

Tolak Tambang Pasir, Salim Kancil Tewas

Meminta kepada para tokoh Masyarakat, maupun para tokoh agama, untuk memberikan arahan yang meneduhkan, sehingga dapat membedakan ketegangan dan mencairkan suasana. Menyerukan kepada masyarakat Lumajang untuk terus menggalang solidaritas dan kepedulian terhadap keluarga korban.

Sebelum aksi damai itu dilakukan, nampak ratusan personil kepolisian sejak pagi hari sudah bersiaga di seputran Alun-Alun Lumajang. Hal itu sengaja dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak dininginkan. Karena dari informasi yang masuk, jumlah dari pengunjuk rasa (aksi damai) itu akan mencapai ribuan orang.

Kemarin saya sempat mendengar kabar, jika jumlah pengunjuk rasa akan mencapai ribuan orang yang melibatkan LSM dari luar kota Mas. Maka tidak ada salahnya kalau Bapak Kapolres menerjunkan ratusan personil yang didatangkan dari polres samping,” terang salah satu anggota Polres Lumajang kepada Memo Timur. (tri)