Peduli Suliyono Galang Dana

Lumajang, Memo_Dukungan keluarga yang minta agar polisi serius dalam menanganai kasus penganiayaan yang mengakibatkan kematian Suliyono (38), warga Dusun Krajan, Desa Sumberejo, Kecamatan Candipuro terus berdatangan. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh keluarga besar Arek Pasaran (Arpas) Candipuro.
galang dana

Dengan membawa kotak bertuliskan “Peduli Suliyono” pada Jumat (11/9), pagi sekitar pukul 09.00 WIB. mereka berkeliling pasar dan pertokoan untuk menggalang dana. Adapun nantinya, seluruh hasil penggalangan dana itu akan diberikan seluruhnya kepada keluarga korban.

Ini adalah bentuk solidaritas kami sesama warga yang tinggal di lingkungan pasar Mas,” terang Muksin (27), kepada Memo Timur. Selain itu kata dia, sebagai warga dirinya mengaku prihatin dengan kejadian yang dialami oleh salah satu warganya itu. Dia berharap, semoga uang dari hasil penggalangan itu bisa bermanfaat bagi keluarga korban.

Senada, juga dilontarkan oleh H. Aryadi (58), selaku pembina dari keluarga besar Arpas. Ia menambahkan, keluarga korban memang layak mendapat bantuan. Pasalnya, mereka termasuk keluarga yang hidup dibawa garis kemiskinan. “Semoga uang yang kami kumpulkan ini, bisa untuk tambahan selamatan korban,” ujarnya.

Ia juga berharap, agar polisi benar-benar serius menagani kasus penganiayaan yang berujung kematian itu. Selain menggalang dana, pihaknya juga menggalang tanda tangan yang meminta agar polisi tidak setengah-setengah menangani kasus ini. “Sampai hari ini, sudah lebih dari dua ratus warga yang  bertanda tangan sebagai dukungan agar kasus ini diusut tuntas,” jelasnya.

Rencananya lanjut dia, tanda tangan dukungan itu akan ditunjukan kepada Kapolres Lumajang agar dilakukan penyidikan ulang. Sebab sampai saat ini warga tidak puas karena polisi hanya menetapkan satu tersangka. “Kalau dilihat dari luka dan kondisi korban, kami yakin pelakunya lebih dari satu orang Pak. Untuk itu, kami minta polisi lebih serius lagi menangani kasus ini,” ungkapnya.

Nyabu, Juragan Tomat Diringkus

Sebelumnya, tujuh hari pasca meninggalnya Suliyono (korban penganiayaan-red), seluruh keluarga besarnya mulai berkumpul di rumah duka. Mereka minta, agar polisi tidak setengah-setengah dalam menangani kasus penganiayaan yang menimpa salah satu anggota keluarganya itu. Bahkan untuk menguak siapa saja pelaku yang terlibat dalam kasus aksi penganiayaan tersebut, seluruh keluarga sepakat untuk dilakukan otopsi pada jasad korban.(tri)