Dipukuli Murid SD Lowo, Ryan Trauma

Lumajang, Memo_Naas yang dialami Ryan Syaidi (11), pelajar Kelas V Sekolah Dasar Islam (SDI) Lumajang, asal Dusun Krajan 1, Desa Umbul, Kecamatan Kedungjajang ini. Pada saat olah raga lari, tiba-tiba ia dilempari kerikil oleh sekelompok murid laki-laki yang berasal dari SDN Ditotrunan 01 Lumajang atau lebih dikenal dengan SD Lowo. Setelah itu,  korban ditarik dari belakang hingga terjatuh lalu diinjak dan dipukuli kepalanya beramai-ramai. Akibatnya, korban sakit dan mengaku trauma dan enggan masuk sekolah.
Kenakalan remaja

Peristiwa penganiayaan itu terjadi pada Jumat (25/9) pagi, sekitar pukul 08. 30 WIB. di seputran Alun-Alun Kota Lumajang. Menurut Dona (31), tante korban, pagi itu keponakannya (korban-red) bersama teman-temannya sedang mengikuti pelajaran olah raga lari dengan memutari alun-alun bagian dalam.

Karena kondisinya kurang sehat, korban akhirnya berlari di urutan paling belakang. Namun setelah beberapa putaran, tiba-tiba ia diejek dan diteriaki serta dilempari kerikil oleh sekelompok murid laki-laki dari SD lain. Mungkin karena kecapekan, korban lalu terjatuh dan tersungkur ke tanah.

Melihat korban jatuh, sekelompok anak yang berjumlah lebih dari 5 orang itu langsung menghampiri, lalu menendang dan memukuli kepala belakang korban. Tidak itu saja, bahkan ada salah  satu dari mereka yang menginjak punggung korban. “Terbukti, pada kaos belakang Ryan saat itu ada bekas sepatu. Mungkin mereka sempat menginjaknya,” duganya.

Setelah itu, korban sempat menangis lalu melaporkan aksi penganiayaan itu kepada guru olah raganya. Namun pihak keluarga korban menyayangkan, sebab sampai tiga hari pasca penganiayaan itu tidak ada tanggapan sama sekali. “Masak sampai sekarang belum ada tanggapan sama sekali dari pihak sekolah korban, maupun dari pihak sekolah yang memukuli itu,” jelasnya.

Untuk itu pihak keluarga sepakat, akan melaporkan aksi penganiayaan itu kepada pihak berwajib. Sebab, sejak aksi penganiayaan itu korban tidak mau sekolah dan mengaku sering pusing. “Saya takut terjadi kenapa-napa pada keponakan saya Pak. Sebab belakangan ini, ia mengaku selalu merasa pusing,” jelasnya lagi.

Tolak Tambang Pasir, Salim Kancil Tewas

Penjelasan tantenya itu, juga dibenarkan oleh korban saat di temui Memo Timur pada Senin (28/9) pagi, di rumah tantenya. Bahkan korban menuturkan, saat lari dirinya ditarik dari belakang oleh sekelompok anak tersebut. Setelah terjatuh, baru dipukuli kepalanya beramai-ramai. “Saat itu saya teriak minta tolong sambil mengangis Pak,” aku korban dengan polos.

Korban juga menjelaskan, yang melakukan pemukulan itu ada dua warnah kaos olah raga yang berbeda. Sebagian dari mereka menggunakan kaos warna orange dan sebagian lagi memakai kaos olah raga warna kuning kombinasi hijau. “Yang saya tahu, yang pake kaos warna oranye itu dari SD Lowo Pak. Tetapi yang pake kaos  kuning hijau itu saya kurang paham,” jelasnya.

Ia mengaku, semenjak aksi penganiayaan yang dialami itu, ia mengaku shok dan trauma. Bahkan kepada Memo Timur, dirinya enggan masuk sekolah karena kepala bagian belakang masih sakit dan sering pusing. “Hari ini, kepala saya masih sakit dan pusing Pak. Rencananya, hari ini saya mau diajak berobat oleh ibu saya,” ungkap korban yang masih kelihatan lemas. (tri)