Media Diminta Lebih Kritis dan Berani

Lumajang, Memo_Senen (9/2) 2015 merupakan Hari Pers Nasional (HPN) yang ke 30. Di usia yang sudah menginjak 30 tahun ini, masyarakat berharap agar media kedepan dalam penyajian berita lebih santun, lebih akurat dan lebih berbobot, sehingga masyarakat mudah memahami akan isi berita  yang disajikan tersebut.
Lumajang Memo

Dan taklah pentingnya, media juga diharapkan bisa dan mampu menyerap semua aspirasi masyarakat khususnya masyarakat Lumajang baik yang tinggal di wilayah perkotaan maupun masyarakat yang tinggal di pelosok desa dengan harapan pemerintah bisa tahu kondisi dibawah yang sebenarnya.
Yudo Prasetyo kepada sejumlah media menyampaikan, media kedepan diharapkan lebih kritis, lebih membangun dan bisa menyerap aspirasi masyarakat serta bisa memberikan solusi pada pemerintah dalam rangka membangun kabupaten Lumajang yang lebih baik.
Dengan media masyarakat bisa melakukan berbagai kegiatan. Selain bisa mengikuti perkembangan masing-masing daerah se Indonesia bahkan dunia, masyarakat juga bisa melakukan usaha  melalui media.
“Tanpa media, kami bersama masyarakat yang tinggal di pedalaman tidak akan maju seperti ini. Tanpa media, kami bersama masyarakat dipastikan tidak akan tahu jika buah pisang itu apabila dijual ke supermarket harganya bisa lebih mahal dibanding dijual di pasar-pasar. itu salah satu contoh gampangnya saja mas,”tutur Yudo Priyo salah satu pengusaha pisang emas kirana.
Hal yang juga disampaikan oleh Eddy Ghozayni, di HPN ini media diharapkan bisa memberikan berita edukatif, normatif serta tranfaran sehingga masyarakat bisa memahami isi dari berita  itu sendiri.
“Saya berharap, media itu tidak hanya sebagai filter lembaga pemerintah saja, namun media juga harus bisa menjadi fasilitas kontrol pada pemerintah. Tujuannya tidak lain untuk membangun pemerintah yang lebih baik,”ungkap Edy
Sementara itu Kapolres Lumajang AKBP Aries Sahbudin menambahkan, pers dalam memberikan informasi kepada masyarakat di harapkan bisa berimbang sesuai fakta di lapangan. Peran media sebagai mitra kepolisian kedepan diharapkan lebih optimal dalam rangka menyajikan apa yang dikerjakan oleh kepolisian khususnya Polres Lumajang.
Disinggung bagaimana menyikapi banyaknya wartawan yang tidak jelas, Kapolres Lumajang  dengan tegas mengatakan itulah dampak dari kebebasan berdemokrasi. Tapi, mereka salah memaknainya.
“Masyarakat tidak dilarang untuk melakukan kegiatan apa saja, selama tidak melanggar Undang-Undang dan hukum yang berlaku. Bukan bebas begitu saja, aturan kan sudah jelas mas. Bagaimana mengatasi banyaknya wartawan yang tidak jelas itu, ya rekan-rekan pers sendiri yang bisa melakukannya,”tegas Kapolres Lumajang AKBP Aries Sahbudin (cho)