Digerogoti Kanker Selama 11 Bulan

Pemakaman Bupati Lumajang
Lumajang, Memo_Jumat (23/1) malam, sekira pukul 22.45 Wib. Bupati Lumajang, DR. Syahrazad Masdar akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Dr. Sutomo Surabaya. Kabar duka itu, awalnya diterimah oleh kalangan orang-orang dekat almarhum yang kemudian menyebar hampir kepada sebagian warga Lumajang melalui SMS.
Sontak, warga tidak mau percaya begitu saja dengan kabar yang menyebar lewat SMS tersebut. Tak sedikit dari warga setelah menerima  dan membaca kabar melalui SMS tersebut langsung berdatangan ke pendopo Bupati Lumajang untuk mencari tahu tentang  kebenaran kabar itu.
 “Awalnya saya sempat kaget dan tidak percaya mendapat kabar lewat sms itu Mas. Tetapi setelah ada penjelasan dari pihak keluarga, akhirnya saya dan teman-teman  percaya,” terang Wahyono (56), salah satu warga yang tinggal di Jalan Slamet Riyadi Lumajang kepada Memo ketika di berada di pendopo.
Tak pelak, ratusan warga baik dari luar maupun dalam kota Lumajang berbondong-bondong datang ke pendopo Bupati Lumajang untuk bertakziyah. Selanjutnya, mereka menggelar doa dan tahlil bersama. Malam itu, jenazah dijemput menggunakan ambulan pihak RSUD Dr. Haryoto Lumajang di Rumah Sakit Dr. Sutomo Surabaya dan tiba di Lumajang lagi pada Sabtu (24/1) dini hari sekitar pukul 04.00 Wib.
Pagi hari sebelum proses pemakaman di lakukan, ratusan warga terus berdatangan ke pendopo  untuk memberikan ucapan duka atas meninggalnya orang nomer satu di Lumajang itu. Para takziyah bukan hanya datang dari orang-orang  Lumajang saja. Tetapi, mereka juga datang dari kalangan pejabat serta kerabat almarhum yang ada di luar kota Lumajang.
Hal itu, bisa dilihat dari mobil-mobil yang diparkir di seputaran Alun-Alun Kota Lumajang yang rata-rata berplat nomer luar kota. Proses pemakaman baru dilaksanakan pada Sabtu siang sekitar pukul 11.00 Wib. yang diberangkatkan dari Pendopo Bupati Lumajang ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kelurahan  Jogoyudan Lumajang.
Sebelum jenazah diberangkatkan ke tempat pemakaman, pihak keluarga yang diwakili oleh salah satu anak almarhum membacakan riwayat tentang sakit yang diderita oleh almarhum. Dalam penjelasannya, almarhum awalya sering mengeluh sakit pada bulan Maret tahun 2014 lalu.”Awalnya bapak (almarhuma –red) menolak ketika akan kami bawa ke rumah sakit di Surabaya,” terangnya.
Namun pada April 2014, akhirnya almarhum setuju ketika akan dilakukan cek up di salah satu Rumah Sakit  yang ada di Kota Sidney, Australia. Waktu itu dokter menjelaskan, jika almarhum megalami sakit jantung. Herannya,  almarhum selalu menolak ketika akan di-opname pada rumah sakit itu.
“Kami selaku anak mengaku heran dengan pendirian almarhum. Setiap kali ditanya oleh anak-anaknya, bapak selalu bilang aku ga po-po,” terang anak almarhum menirukan ucapan almarhum saat itu. Dari sakit yang diderita selama kurang lebih sebelas bulan itulah, alkhirnya almarhum menghembuskan nafas terakhirnya pada Jumat (23/1) malam, saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Dr. Sutomo Surabaya.
Setelah beberapa sambutan disampikan, akhirnya proses pemakaman di lanjutkan. Sebelum dibawa ke pemakaman, jasad korban disholati di Masjid Agung Anas Mahfudz yang ada di jalan Alu-Alun Barat. Setelah itu,  jenazah dipikul ke TPU Kelurahan Jogoyudan yang diikuti oleh ribuan para takziyah. (tri)