Begal, Curanmor dan Penipuan Marak di Lumajang




Lumajang, Memo
Tak bisa dipungkiri, aksi pencurian sepeda motor (curanmor) disertai kekerasan dari para pelaku. Masih menjadi momok yang menakutkan bagi pengendara sepeda motor, terutama kaum hawa. Betapa tidak, hampir setiap hari pasti ada saja kejadian pencurian serta perampasan yang disertai kekerasan fisik.
Bahkan, para kelaku tidak tebang pilih dalam melakukan aksinya. Sasarannya adalah, pengendara sepeda motor yang memarkirkan kendaraanya sembarangan serta pengendara sepeda motor yang berjalan sendirian. Pasti akan menjadi sasaran empuk, para kawanan pelaku yang keberadaannya sulit terdektesi.
Seperti yang dituturkan Khoiri (37), warga Lumajang yang juga pernah menjadi korban curanmor. Menurutnya, saat itu ia memarkirkan sepeda motornya ada di samping kantornya. Ketika ia hendak pulang, ternyata sepeda motornya sudah tidak ada di tempat.
Disinyalir  para pelaku kejahatan itu sebetulnya ada disekitaran kita. Namun, keberadaanya sulit terdeteksi. Bahkan, tak jarang dari para pelaku adalah anak baru gede (ABG) yang masih berusia belasan tahun.“Kita baru tahu jika mereka adalah pelaku, ketika sudah tertangkap oleh Polisi,” tuturnya.
Kalau sehari-hari, para pelaku itu berbaur dengan masyarakat. Bahkan untuk mengelabuhi mangsanya, para pelaku akan berpura-pura menjadi orang baik. Namun begitu masyarakat lengah, mereka akan memanfaatkan kesempatan itu. “Setidaknya, kita jangan mudah percaya dengan orang yang baru kita kenal,” tuturnya lagi.
Aksi kejahatan sepeda motor juga pernah dialami oleh Irfan (17) pelajar yang tinggal di Jalan Semeru (Bayeman) Kelurahan Citrodiwangsan, Kecamatan Kota Lumajang. Modusnya, pelaku berpura-pura minta antar ke terminal Bus Wonorejo. Namun  ketika ditengah perjalanan, pelaku mengajak berhenti lalu meminjam sepeda motornya untuk mengambil uang di rumah temannya.
Tetapi setelah lama ditunggu-tunggu, ternyata pemuda tersebut tidak kunjung kembali. Menurut Irfan, sore itu ia mengajak jalan-jalan temanya bernama Dony dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Mio. Pada saat sedang nongkrong di kawasan Stadion Semeru Lumajang, ia didatangi oleh pemuda yang mengaku sudah kenal dengan Dony.
Setelah ngobrol beberapa saat, tiba-tiba pelaku minta antar Dony ke terminal Bus Wonorejo, berdalih akan pulang ke rumah ibunya  yang ada di Kota Malang. Tanpa curiga sedikitpun, Irfan akhirnya meminjamkan sepeda motornya kepada Dony untuk mengantarkan pemuda itu ke terminal.
Namun setelah ditengah perjalanan tiba-tiba pelaku mengajak berhenti. Selanjutnya, pelaku berpura-pura pinjam sepeda motor untuk mengambil uang di temannya. Tanpa pikir panjang, Donypun mengiyakan saja permintaan pemuda itu dan menyerahkan sepeda motor tersebut. Namun, setelah ditunggu-tunggu beberapa jam, ternyata pemuda tersebut tidak kunjung kembali.
Dony baru sadar, jika pemuda yang baru dikenalnya itu adalah pelaku kejahatan. Setelah sadar jika sepeda motornya dibawa kabur oleh pelaku, akhirnya Irfan melaporkan kejadian itu ke orang tuanya yang kemudian dilanjutkan ke Mapolsek Sukodono. Sebab, tempat kejadian perkara (TKP) penipuannya ada di sepanjang jalan Sukarno Hata Kecamatan Sukodono.
Kapolres Lumajang AKBP Susanto melalui Kasubag Humas AKP Sugianto, ketika dikonfirmasi Memo terkait maraknya aksi kejahatan tertutama curanmor di wilayah Lumajang mengatakan, pihaknya sudah melakukan beberapa upaya untuk menekan angka kejahatan terutama aksi perampasan sepeda motor.
Menurutnya, aksi kejahatan itu dipicu karena mudahnya orang mendapatkan sepeda motor meski dengan cara kredit. Ditambah lagi, keteledoran dari para pemilik kendaraan bermotor yang memarkirkan kendaraanya disembarang tempat tanpa dilengkapi kunci pengaman. 
“Usahakan bagi para ibu-ibu atau remaja putri, jika bepergian jauh mengendarai sepeda motor jangan sendirian. Upayakan minimal ada teman satu atau dua orang, sehingga pelaku akan mikir dua kali untuk melakukan aksi kejahatannya. Bagi pemilik yang memarkirkan sepeda motornya, upayakan tidak jauh dari jangkaun serta pandangannya,” tegas Sugianto. (cw6)