Yang lain Kemana?
Lumajang, Memo
Jajaran
Polres Lumajang, Jumat (19/10), sekitar pukul 14.00 Wib mendatangi rumah dua
korban yang tewas tertimbun pasir, ketika menambang dikawasan pertambangan
pasir Desa Lempeni, Kecamatan Tempeh, pada Senin (15/10) yang lalu.
Kapolres Lumajang saat memberi santunan pada korban |
Perilaku
sosial ini ditunjukkan langsung oleh Kapolres Lumajang AKBP Susanto. Kepada
Memo mengatakan, niatannya kerumah kedua korban karena rasa prihatin yang cukup
tinggi. Apalagi salah satu korbannya ialah anak yang masih duduk dibangku SMP.
Susanto
tidak sendiri, sejumlah perwira Polres juga turut serta berangkat secara
berombongan ke rumah kedua korban. “Saya berharap santunan yang tidak seberapa
ini, sedikit bisa meringankan beban keluarga korban,” ujar Susanto.
Sejumlah
sembako diberikan pada keluarga ke dua korban. Tak hanya sembako, bantuan uang juga di berikan oleh
orang nomor satu di Mapolres Lumajang ini. “Saya berharap instansi yang lain
juga peduli dengan musibah ini,” terang Susanto lagi.
Menurut
Suliana, salah satu kerabat korban, sejak terjadinya musibah itu, hanya warga
dan sopir truk yang memberikan santunan kepadanya. “Pemerintah saja tidak
kesini, justru Pak Kapolres yang kesini,” ujar Suliana.
Sebenarnya
menurut salah satu warga, yang harus memperhatikan rakyat yang tertimpa musibah
ialah pemerintah setempat. “Ini justru Polisi yang menyantuni, pemerintah
mana?,” katanya keheranan.
Diketahui
sebelumnya, Sastro (15), salah satu pelajar SMPN 2 Pasirian, yang tinggal di
Perum Sampit, Dusun Kalipancing, Desa Lempeni, Kecamatan Tempeh. Bersama Junapi
(40), teman kerja sekaligus tetangganya.
Akibat
tertimpa pasir, keduanya meninggal dunia dengan kondisi yang memprihatinkan.
Peristiwa naas itu terjadi pada Senin (15/10) siang, sekitar pukul 14.00 Wib,
di penambangan pasir yang ada di wilayah Dusun Kalipancing. Diketahui, Sastro
ini adalah tulang punggung keluarganya, walaupun ia berstatus masih pelajar.
Usai
bersekolah, Sastro bekerja menjadi
penambang pasir. Ayah Sastro diketahui sakit lumpuh dan mengalami kebutaan.
Sedangkan ibu Sastro sudah tidak mampu bekerja lagi.
Ketika
mengunjungi keluarga Sastro, Kapolres mengaku prihatin dengan kondisi keluarga
tersebut. Bahkan ia meminta agar Kepala Desa segera membuat proposal untuk
diajukan ke Camat dan pemda agar rumah sastro bisa diperbaiaki.
Sastro meninggal dunia dengan kondisi kepala pecah,
diduga bocah yang masih duduk di kelas 3 SMP tewas saat hendak menghindari
reruntuhan pasir itu, kepalanya menghantam bak truk yang terbuat dari besi.
Sedangkan satu lagi korban yang bernama Junapi mengalami lebam-lebam pada bagian
tubuhnya, yang diduga juga mengalami benturan benda keras.(cw7)