Lumajang,
Memo
Diduga karena depresi akibat
penyakit sesak napas yang kunjung sembuh, seorang lansia bernama Sarjo (80),
asal Desa Kebonsari, Kecamatan Yosowilangun, nekat gantung diri di dapur
rumahnya. Korban ditemukan dalam kondisi tergelantung pada kamis (7/6) sekitar
pukul 14.00.
Kontan saja, peristiwa gantung diri
ini sempat menggegerkan warga sekitar. Walaupun demikian, keluarga korban
enggan melakukan outopsi pada jasad korban, pasalnya sudah tiga kali korban
berusaha bunuh diri tapi berhasil digagalkan oleh keluarganya.
Menurut Bripka Sugito, Kanit reskrim
Polsek Yosowilangun, awalnya korban ditemukan telah tergantung disebuah balndar
bambu dapur rumahnya. Pertama kali yang menemukan ialah Ngatemi, istrinya
sendiri.
Sebelum kejadian bunuh diri dan
dinyatakan berhasil. Pada hari selasa dan sabtu pekan lalu, korban mencoba
melakukan aksi yang sama, sayangnya aksi tersebut berhasil digagalkan oleh
keluarganya.
Dari keterangan keluarga korban,
diduga kuat korban nekat melakukan aksi bunuh diri hingga berkali-kali karena
depresi akibat penyakit sesak napas yang tak kunjung sembuh, walaupun telah di
bawa berobat kemana-mana.
“Saat kita meminta keterangan dari
keluarga korban, semuanya mengaku jika korban berkali-kali mencoba bunuh diri,
tapi berhasil digagalkan,” ungkap Sugito ketika dikonfirmasi kemarin sore.
Lebih jauh Sugito menjelaskan,
ketika istri korban mengetahui suaminya tergantung menggunakan seutas kain
warna biru, lantas istri korban berteriak-teriak meminta tolong. Kontan saja
teriakan tersebut mengundang kedatangan tetangganya.
Setelah kedatangan warga di rumah
korban, selanjutnya warga bersama anak-anak korban kemudian menurunkan korban
dari gantungan. “Kita yang dihubungi oleh warga langsung ke TKP,” ungkap
Sugito.
Selanjutnya, sesuai prosedur dan
aturan hukum yang berlaku, pihak kepolisian berencana melakukan visum, untuk
mengetahui penyebab kematian korban. Sayangnya rencana tersebut ditolak oleh
keluarga korban.
Keluarga beralasan telah berlapang
dada atas kematian korban, bahkan keluarga telah menerimakan kejadian itu. Dari
penolakan tersebut, akhirnya keluarga korban oleh petugas disarankan membuat
surat pernyataan untuk tidak mempermasalahkan persoalan tersebut.
Dari hasil oleh TKP yang dilakukan
petugas, menurut Sugito, korban dipastikan memang murni bunuh diri. Ini setelah
dilihat dari tanda-tanda kematian yang ada di tubuh korban. “Kalau
tanda-tandanya, korban memang murni bunuh diri,” ungkap Sugito lagi.
Untuk itu, jenazah korban usai di
mandikan, sore itu juga lantas di kebumikan di salah satu TPU di desa
setempat.(ami)