Warga Tuding
Kontruksinya Asal Jadi
Lumajang, Memo
Proyek pelaksanaan
pembangunan
jembatan yang terletak di Dusun Dung Parang, Desa Ranubedali,
Kecamatan Ranuyoso, yang sudah berjalan hampir 60 % ini, tiba-tiba tumbang
tak lama kemudian bangunan tersebut runtuh berkeping-keping.
Runtuhnya
bangunan jembatan
tersebut, hingga saat ini menuai
kritikan dan sorotan tajam dari berbagi elemen masyarakat. Informasi masyarakat
yang berkembang bahwa proyek pembangunan
jembatan yang dipihak ketigakan oleh pemerintah desa setempat kepada salah satu
kontraktor asal Kecamatan Randuagung ini, diduga kontruksi bangunan jembatan
tersebut asal jadi alias ngawur.
Pelaksanaan
proyek pembangunan jembatan sepanjang kurang lebih 30 meter, lebar sekitar 2,5 meter dengan ketinggian
sekitar 30 meter ini, menggunakan dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) sebesar Rp.
317 juta.
Dibangunnya jembatan ini oleh pemerintah Desa
Ranubedali, bertujuan agar masyarakat setempat
yang mayoritas pedagang dalam melakukan aktifitas sehari hari tidak
harus naik turun curah untuk sampai kepasar.
Sutiono warga setempat mengatakan, awalnya melihat
pemerintah desa membangun jembatan penghubung ini mendapat respon positif dari
masyarakat setempat. Tak hanya itu, masyarakat cukup gembira sekali. Karena selama ini
mayarakat jika hendak kepasar harus melalui jembatan yang dibuat dari bambu
yang kondisinya mulai lapuk dan rusak.
Bagi
mereka yang takut melewati jembatan bambu tersebut, warga terpaksa harus naik turun melewati curah dengan kondisi jalan setapak yang licin penuh
bebatuan.
Kegembiraan
masyarakat sempat terhenti setelah melihat kontruksi bangunan jembatan itu dan
merasa keheranan. “Masyarakat
satu dengan yang lainnya keheranan melihat jembatan sepanjang 30 meteran dengan lebar 2,5
meter dan ketinggian kurang lebih 20
meter ini tanpa menggunakan
tiang
penyangga ditengah,” tutur Sutiono
Ditempat terpisah, Lifatul Rohim ketua LSM Kebijakan yang berkantor di
jalan Gunung Tengu Ranuyoso menyayangkan adanya proyek yang ia pandang
dikerjakan secara asal-asalan. Apalagi, proyek tersebut dibiayai oleh PNPM.
“Yang pasti saya meminta agar pemerintah Kabupaten Lumajang menurunkan tim
khusus untuk melakukan evaluasi terhadap bangunan yang tiba-tiba runtuh. Ada
apa dan kenapa, sehingga nantinya bisa ditemukan penyebab runtuhnya bangunan
jembatan tersebut,” pinta Lifatul Rohim.
Camat Ranuyoso, Basuni saat dikonfirmasi Memo
mengatakan, bangunan jembatan itu merupakan hasil keputusan terakhir pada rapat
desa bersama perwakilan warga, untuk
menentukan harus dikemanakan dan untuk apa program PNPM yang diterima Desa Ranubedali
ini. “Proyek bangunan jembatan di desa Reanubedali itu menggunakan dana Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), sebesar Rp. 317 juta mas,” ungkapnya
(cw7)