105 PPK Resmi Dilantik KPUD



Lumajang, Memo
Sedikitnya 105 panitia pemilihan kecamatan (PPK), sabtu (17/11) pukul 09.00 Wib dilantik oleh KPUD Lumajang. Prosesi pelantikan dilaksanakan di lantai III gedung Pemerintahan Kabupaten Lumajang, Jalan Alun-alun Utara Lumajang. Dari 105 PPK, hampir tiap-tiap kecamatan sudah ada keterwakilan perempuan sekitar 30 persen.
105 ppk saat dilantik KPUD lumajang
            Amin Bawazier, Humas KPUD Lumajang, PPK yang sudah dilantik, Kedepan diharapakan bisa bekerja dengan maksimal, sesuai dengan tugas pokok yang harus diembannya.
            Dari semua PPK yang ada, mereka berasal dari berbagai golongan, dengan profesi yang beragam pula. Ketika sudah dilantik, semuanya harus ditanggalkan dan fokus pada tugasnya,” Jangan main-main, karena mereka digaji oleh negara,” kata Amin.
            Menciptakan Pemilu yang jujur dan adil juga harus menjadi keutamaan. Pasalnya, PPK ini nantinya akan bersinggungan langsung dengan para pemilih ditingkat kecamatan. Sehingga, Amin berharap mereka bisa bekerja dengan benar.
            Ketika nanti mereka, dinyataan bermain-main dalam persoalan Pilkada, dan dinyataan bersalah atau indisipliner. Maka, KPUD berhak mengganti PPK tersebut. “Penggantinya sudah kita siapkan diuratan pendaftar nomor 6 sampai 10,” tegasnya.
            Menjadi hak dan kewenangan penuh dari KPUD jika mendapati PPK bermasalah. Sehingga, selain proses internal KPUD. Kalau persoalan tersebut mengarah ke unsur Pidana, maka pihak yang berwajiblah yang akan memprosesnya.
            Sedangkan untuk keterwakilan perempuan, ia menjelaskan jika sampai saat ini ia anggap keterwakilan perempuan sudah mencukupi. Walaupun demikian, ada beberpa kecamatan yang PPK-nya tidak ada perempuannya.
            Ini tidak lain karena tidak adanya SDM yang sesuai dengan apa yang dicari sesuai kreteria KPUD. Sehingga, ketika tidak menemukan figur perempuan untuk keterwakilan perempuan, itu tidak dilakukan.
            “30 persen keterwakilan perempuan, tapi dari beberpa yang ada, para pendaftar perempuan kemampuannya tidak mencukupi. Daripada nantinya akan menjadi masalah, maka kita putuskan untuk tidak merekrutnya,”tegasnya.
            Sehingga menurut Amin, tidak serta merta perempuan akan lolos seleksi dalam penjaringan PPK. Ketika, pengetahuan dan pengalamannya tidak mumpuni, maka pendaftar tersebut tidak bisa lolos seleksi.
            Anwar Sanusi, salah satu PPK asal Yosowilangun yang saat itu turut dilantik mengatakan. Ketika ia dinyatakan lolos seleksi, ia sangat bersyukur. Namun, menurutnya, ini adalah amanat dan pekerjaan yang bukan main-main dan harus ia jalankan dengan sungguh-sungguh.
            Untuk itulah, saat ini ia telah menyusun program perencanaan bersama yang lainnya untuk segera melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi PPK. “Kita siap bekerja dengan jujur dan tidak main-main,” tegasnya.(ami)