Lumajang, Memo
Naas, menimpa Sujak (60),
asal Dusun Darungan, Desa Sarikemuning, Kecamatan Senduro, ia ditemukan tewas
setelah terjun dari pohon kelapa dengan ketinggian sekitar 10 meteran di kebun
miliknya. Peristiwa ini terjadi kemarin sore sekitar pukul 15.30 Wib.
Informasi yang berhasil
dihimpun Memo menjelaskan, sore itu korban berpamitan pada keluarganya hendak
mengambil buah kelapa dengan mengajak salah satu cucunya bernama Hariyanto
(12).
Berbekal sebuah arit
korban bersama cucunya terus pergi kekebunnya yang letaknya hanya beberapa ratus
meter dari rumahnya. tiba di dalam kebun, korban terus naik kepohon kelapa,
sedang Hariyanto menunggu di pondok sebelah kebun.
Tak lama kemudian, terdengar
suara bruk! jatuh dari atas, Hariyanto
yang lagi duduk menunggu kakeknya di pondok, mendengar suara tersebut, namun memilih diam dan mengira jika itu suara buah kelapa yang jatuh.
Sesaat kemudian,
terdengar suara merintih kesakitan dari bawah pohon kelapa, merasa penasaran
akan suara tersebut, Hariyanto terus mendekat, kaget bukan kepalang ketika
sampai didekatnya, ia menemukan kakeknya terkapar di bawah pohon kelapa dengan
berlumuran darah.
Melihat kejadian itu,
spontan Hariyanto berteriak histeris membuat orang yang masih berada dikebunnya
langsung berdatangan kelokasi kejadian.
“Akhirnya banyak wrga yang dating ke kebun” ujar Hariyanto.
“Saya bersama 3 orang
lain yang saat itu masih menebang kayu di utara kebun korban, ketika mendengar
teriakan keras seperti itu, langsung
menuju kelokasi, disana saya mendapati cucu korban sedang menangis di sebelah
korban.” Tutur Hadi, salah satu warga.
Melihat kondisi korban
sangat memperihatinkan, tanpa dikomando ia bersama 3 teman sekerja, kemudian mengevakuasi korban
kerumahnya, sedang Hariyanto terus berlari menuju rumahnya.
Hampir bersamaan
Hariyanto bersama beberapa warga yang menggotong korban tiba dirumahnya,
kemudian korban terus dibaringkan di sebuah dipan ruang tamu dalam rumah,
istri, anak serta kerabat keluarga korban bingung dan panik ketika melihat
kondisi korban.
Seketika itu pihak
keluarga terus memanggil ambulan Desa hendak membawa korban kerumah sakit Dr.
Hariyoto Lumajang agar mendapatkan
perawatan dari pihak medis. Beberapa menit kemudian mobil ambulan tiba dirumah
korban, belum sempat dinaikkan, korban keburu menghembuskan nafas terakhir saat
berada dipangkuan istri dan anaknya.
Tangisan istri, anak,
kerabat keluarga serta tetangga kanan kiri menghiasi rumah korban, karena
korban dimata masyarakat dikenal dengan ketokohannya, keramahannya serta
keagamaannya, dalam waktu sebentar saja, rumah korban dipadati oleh warga, dan
para santrinya.
Tak lama kemudian,
petugas dari Mapolsek Senduro Tiba dirumah korban, selain untuk memastikan
kebenaran informasi yang diterima, juga untuk menghimpun keterangan baik dari
pihak keluarga maupun warga sekitar .
Kapolsek Senduro AKP.
Junaidi ketika dikomfirmasi Memo membenarkan,
adanya kejadian tersebut. “Takut terjadi sesuatu dibelakang hari nanti
atas kematian korban, saya menyarankan agar jenazah korban dibawa ke Rumah
Sakit Dr. Haryoto Lumajang utuk dilakukan otopsi, namun hal ini di tolak oleh
pihak keluarga, hanya mengizinkan visum Puskesmas” jelas Junaidi.
Dari
hasil visum tidak ditemukan tanda – tanda yang mengarah kepada tindak
kekerasan, korban meninggal akibat benturan yang dialami ketika jatuh dari
pohon kelapa.”Ini murni kecelakaan” tegas Junaidi lagi.(cw7)