Pohon Roboh, Macetkan Arus Lumajang Malang

Lumajang, Memo_Diguyur hujan deras seharian,  sebuah pohon berukuran besar yang berdiri tegak di atas tebing Jalan Raya Piket Nol kilo meter 26, sekitar pukul 23.00 WIB kemarin malam, roboh  menghadang jalan. Tidak ada korban jiwa saat kejadian berlangsung.
macet total

Meski tidak ada korban jiwa, semua kendaraan, mulai kendaraan roda dua, roda empat dan seterusnya yang sedang perjalanan dari arah Lumajang menuju Kabupaten Malang selatan atau sebaliknya, langsung macet dan tidak bisa melanjutkan perjalanannya.

Tidak sedikit, kendaraan yang terjebak dalam kemacetan akibat pohon roboh. Saking panjangnya antrian kendaraan, terlihat hingga mengular. Beruntung, petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang dibantu jajaran kepolisian Polsek Candipuro dan Polsek Pronojiwo segera tiba di lokasi. Berbekal dua gergaji senso, petugas langsung memotong kayu yang menghadang jalan.

Berkat kekompakan petugas, 3 jam kemudian kayu berukuran besar yang menghadang jalan berhasil dipindahkan ketepi jalan. Petugas terus mengurai kemacetan, setengah jam kemudian arus lalu lintas dua arah kembali normal.

Istri Simpanan, Diduga Tewas Bunuh Diri

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Ribowo, S.Sos saat dikonfirmasi Memo di kantornya menjelaskan, malam itu pihaknya memperoleh informasi jika  ada pohon besar roboh menghadang jalan, tepatnya di piket nol kilo meter 26 dan terjadi kemacetan panjang.

Pihaknya terus meluncur ke lokasi dengan membawa semua perlengkapan. Sebelum berangkat, pihaknya berkoordinasi dengan jajaran Polsek Candipuro dan Polsek Pronojiwo. “Kemacetan sudah panjang banget, kendaraan BPBD untuk menembus ke lokasi kejadian cukup memakan waktu Mas,” ungkap Ribowo.

Meski cuaca dingin ditambah gerimis, petugas BPBD terus melakukan pemotongan. 3 jam kemudian, petugas berhasil mengevakuasi potongan kayu ke tepi jalan. ”Kami menggunakan 4 mesin senso pemotong, itupun kerjanya sudah setengah mati. Pohonnya besar, medannya cukup berbahaya mengingat sebelahnya jurang dengan kedalaman sekitar 100 meter. Kerja mesti hati-hati Mas,” pungkas Ribowo. (cho)