Pejuang Devisa Tewas Dibunuh di Kairo

Lumajang, Memo_Suasana duka, masih menyelumuti keluarga Winarti (41), Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Dusun Krajan, Desa Kebonsari, Kecamatan Yosowilangun yang ditemukan tewas di dalam kamar rumah majikannya di Kairo Mesir pada Minggu (24/5), pagi kemarin. Hingga sekarang, pihak keluarga masih menunggu kepulangan jenazah almarhum.
TKW dibunuh

“Tadi malam, kami menggelar tahlilan hari ketiga,” terang Widayani (35), salah satu adik korban kepada Memo Timur Rabu (27/5), pagi kemarin. Menurutnya, pihak keluarga baru mendengar kalau korban meningal dunia setelah mendapat kabar dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang ada di Kairo Mesir.

Namun dirinya mengaku heran, kenapa yang ditelpon oleh pihak KBRI  yang ada di Kairo Mesir justru nomer budenya, bukan nomer ponsel pribadinya. Padahal jelas Widayani, hampir setiap hari almarumah kakaknya itu selalu berkomunikasi dengan dirinya dan juga anaknya melalui nomer yang ada di ponselnya.

“Menurut pihak KBRI, semua nomer yang ada di ponsel kakak saya tidak ada yang nyambung ketika dihubungi.  Kalaupun ada yang nyambung, mereka menjawab tidak kenal. Justru nomer bude saya yang jarang berkomunikasi dengan almahumah malah bisa dihubungi oleh pihak KBRI,” ungkap Widayani dengan heran.

Awalnya kata Widayani, budenya itu tidak percaya jika dirinya mendapat telpon dari pihak KBRI Kairo Mesir yang mengabarkan tentang meninggalnya almarhumah kakaknya. Karena masih tidak percaya, malam itu juga Budenya mendatangi rumahnya yang ada di Desa Munder, Kecamatan Yosowilangun.

Tak lama kemudian, pihak KBRI menelpon lagi melalui ponsel Budenya. Dari informasi itulah, pihak keluarga mulai yakin jika kakaknya memang meninggal dunia. Namun ketika ditanya soal penyebab dari kematian almarhumah, pihak KBRI tidak mau menjelaskan penyebab pastinya.

Namun pihak KBRI menjelaskan, orang yang pertama kali menemukan korban meninggal dunia adalah majikan perempuannya. Pagi itu, korban ditemukan sudah tidak bernyawa di kamar tempat tidurnya dengan beberapa luka serta jeratan tali pada lehernya.

Diduga, korban memang meninggal dunia karena sengaja dibunuh oleh salah satu temannya yang sama-sama bekerja di tempat itu. Informasi lanjutan, jika teman korban yang diduga pelaku pembunuhan itu sudah ditangkap oleh pihak polisi setempat. “Kabarnya, kakak saya meninggal karena dibunuh temannya sendiri,” paparnya.

Dua Anggota Polisi Tak Miliki Sim Terjaring Razia

Diketahui, jika almarhumah sudah menjadi TKW hampir selama 17 tahun sejak berpisah dengan suaminya. Awalnya, almarumah bekerja menjadi pembantu rumah tangga (PRT) di Kuwait selama hampir 10 tahun. Setelah itu, korban pindah ke Kairo Mesir hingga sekarang. “Di Kairo kakak saya juga bekerja sebagai pembatu rumah tangga,” jelasnya.

Disinggung apakah setiap bulannya almarhumah selalu mengirimkan uang kepada keluarga yang ada di Indonesia, Widayani menjawab rutin. Bahkan selama bekerja di Kairo selama hampir 7 tahun, setiap bulan almarhumah rutin mengirim uang buat keperluan anak dan ibunya. “Setiap bulan, kakak saya itu selalu kirim uang kepada ibu dan anaknya sebesar empat juta,” terangnya.

Menurut cerita almarhum selama hidupnya, kedua majikan berikut anak-anaknya sangat baik dan perhatian terhadapnya. Bahkan, majikannya itu mengangap sebagai saudara bukan sebagai pembantu Rumah Tangga lagi. “Dari kecocokan itulah, akhirnya kakak saya betah bekerja di tempat itu,” pungkasnya. (tri)