Lumajang, Memoi
Terkait tewasnya
Korban bernama Weni (78), akibat terjebur sumur yang ada di rumahnya di Dusun
Gedongsari, Desa Labruk Kidul, Kecamatan Sumbersuko. Kapolsek Sumbersuko, AKP
Kuzaeni ketika dikonfirmasi Memo menegaskan, disamping fisiknya melemah,
diketahui belakangan korban juga mengalami gangguan jiwa.
Menurut Kuzaeni,
korban yang usianya sudah udzur itu, kondisi fisiknya sudah tidak sehat lagi.
Disamping itu, belakangan ini korban juga mengalami gangguan kejiwaan dan
sering marah-marah tanpa sebab. “Menantuanya juga pernah diusir dan dimaki-maki
sambil menggunakan cambuk,” terang Kuzaeni.
Ironisnya, meski
usianya sudah tidak muda lagi, korban tinggal di rumahnya sendirian dan tidak
mau dibarengi anak-ananknya. Diketahui pula, korban mempunyai 4 orang anak yang
kini sudah hidup sendiri-sendiri bersama keluarganya masing-masing.
Kapolsek
menambahkan, jika pada saat kejadian tersebut, diduga saat itu korban sedang
mengambil air dengan cara menimba di sumurnya. Karena tak kuat menarik air yang
ada di dalam timba itu, akhirnya badanya ikut tertarik dan akhirnya ikut
kecemplung.
Ungkapan senada
juga disampaikan oleh Mentik (60) dan Meiyin (37), yang tak lain adalah masih
tetangganya. Mereka menambahkan, meski korban sulit untuk berjalan, namun ia
lebih suka hidup sendirian dari pada bersama anak-anaknya.
Bahkan suatu hari, warga mendapati korban marah-marah sendiri sambil memecahkan
beberapa neon lampu yang ada di dalam rumahnya. “Meteran listrik di rumahnya
juga pernah diogrok-ogrok dengan menggunakan tongkat kayu,” imbuhnya.
Sebelumnya, Weni
(78), seorang nenek yang tinggal sendirian di rumahnya di Dusun Gedongsari,
Desa Labruk Kidul, Kecamatan Sumbersuko. Pasalnya, ia ditemukan Wayin (30),
cucu keponakannya saat berada di dalam
sumur. Mengetahui itu, spontan Wayin teriak minta tolong kepada tetangganya.
Tiga jam kemudian jasad korban berhasil diangkat oleh Tim SAR bersama BPBD
Kabupaten Lumajang.
Peristiwa itu
terjadi pada Kamis (27/6) pagi, sekitar pukul 07.00 Wib, disumur yang ada di
dalam rumahnya. Sumber dilapangan menjelaskan, setiap harinya korban tinggal
dirumahnya itu sendirian tanpa ditemani
sanak saudaranya. “Korban hidup sebatang kara Mas,” terangnya.
Seperti biasa,
setiap pagi dan sore hari, Wayin yang rumahnya tidak begitu jauh dari rumah
korban selalu mengantarkan jatah makanan untuk neneknya itu. Pagi itu, ia
langsung nyelonong masuk ke rumah korban sambil
menenteng sarapan buat korban.
Namun ketika
sudah berada di dalam rumah, ia tidak menemukan keberadaan neneknya itu.
Kemudian dengan berjalan menuju ke ruang dapur, Wayin mencari-cari sambil
memanggil-manggil neneknya itu. Wayin semakin curiga, karena ketika
dipanggil-panggil neneknya tidak menjawab.
Ketika hendak masuk ke kamar mandi, Wayin
menemukan sandal yang biasa dipakai korban tergeletak di pinggir sumur. Karena
curiga, akhirnya Wayin melongok ke dalam sumur itu. Antara percaya dan tidak, Wayin
sempat mendengar suara yang mencurigakan di dalam sumur. “Saat itu saya tidak
melihat jelas Pak, soalnya kondisi sumur gelap karena letaknya ada di samping
ruang dapur,” terangnya kepada Memo. (cw6)