Lumajang, Memo
Warga sekitar
pemandian alam Selokambang, Desa Purwosono, Kecamatan Sumbersuko resah.
Pasalnya, sudah hampir 4 bulan ini salah satu jembatan penghubung yang ada di
dusun tersebut ambrol. Sehingga, warga harus ekstra ketika lewat pada sisa
jembatan itu. Jika tidak, mereka akan terperosok dan masuk ke sungai yang ada
di jembatan itu.
Namun demikian,
pihak kepala desa sete
mpat dengan pihak pengelola pemandian Selokambang seolah
lepas tangan dan saling tuding. Bahkan kedua pihak itu, menolak jika jembatan
itu menjadi tanggung jawabnya. Herannya lagi, jembatan ambrol itu dibiarkan
sampai berbulan-bulan.
Demikian yang
disampaikan oleh Sulastini (43) salah satu warga yang menetap di dusun itu.
Menurutnya, sudah hampir 4 bulan ini kondisi jembatan yang ambruk itu
diabaikan. Padahal, jembatan tersebut merupakan salah satu akses penghubung
dengan dusun lainnya.
Ironisnya,
ketika warga melaporkan kondisi jembatan itu ke pihak kepala desa, malah
disuruh lapor ke pihak pengelolah pemandian Selokambang. Kepala desa berdalih,
jika jembatan itu masuk dalam area pemandian Selokambang. Namun setelah warga
lapor ke pihak pengelolah pemandian, malah disuruh menghadap ke kepala desa.
“Seolah keduanya lepas tangan dan saling tuding Mas,” terangya.
Yang lebih
mengkawatirkan adalah, jika pada malam hari jalan di dusun tersebut minim
penerangan. Sehinga, kondisi jalan menjadi gelap dan hampir tak terlihat jika
jembatan itu ambruk.”Dulu juga ada warga yang terperosok pada jembatan itu Mas,
ketika itu hujan lebat dan cauca mendung gelap. Beruntungnya, sepeda motor yang
dikendarainya masih menyangkut di bibir aspal yang ambrol itu. Sehingga korban
tidak sampai jatuh ke bawah,” terangnya lagi.
Hal senada juga
disampaikan oleh Kartomo (56), menurutnya, warga setempat hanya bisa memasang
pelang bambu pada kanan kiri pada jembatan yang rusak itu. Agar jembatan
tersebut tidak dilewati oleh kendaraan roda empat. “Itupun kita harus ekstra
hati-hati untuk melewatinya, Jika tidak, kita bisa terperosok,” ungkapnya.
Diketahui,
jembatan yang lebarnya sekitar 4 meter itu, kini lebarnya hanya tersisa sekitar
75 centi meter saja. Sehingga warga yang mengendarai sepeda motor, ketika lewat
pada jembatan itu harus bergantian agar tidak terperosok.
Warga
setempat berharap, agar pemerintah daerah segera mau memperdulikan kondisi
jembatan yang ambruk itu. Sebab, jembatan itu adalah salah satu akses
penghubung antara dusun satu dengan dusun yang lain. Kedepan, agar tidak
terjadi lagi korban-korban yang berikutnya. (cw6)
.gif)