Lumajang, Memo
Kepulangan
Miani (41), dalam kondisi menjadi mayat membuat geger keluarganya. Wanita asal
Dusun Poli, Desa Kertowono, Kecamatan Gucialit, diketahui sekitar 5 bulan yang
lalu berangkat ke Surabaya untuk bekerja menjadi pembantu rumah tangga.
Pasalnya,
ada seseorang beberapa jam sebelumnya menelpon, Ngapari (55) suaminya, dan
mengabarkan jika Miani usai kecelakaan. Selanjutnya tidak ada kabar yang
lainnya lagi, dan tau-tau, Sabtu (24/11) pagi buta, ada ambulan datang membawa
mayat Miani.
Informasi
yang lainnya, kata Ngapari, istrinya itu tewas usai terjatuh saat bekerja.
Walaupun demikian, ia mengaku penasaran sehingga berencana membuka peti mayat
tersebut. Ngapari kemudian berunding dengan anak serta keluarganya yang lain.
Setelah
terjadi kesepakatan, akhirnya ia bersama-sama kelauraganya membuka peti mayat
tersebut. “Saya kaget saat peti saya buka, dikepala bagian belakang ada luka
memar, selain itu dari telinganya keluar darah segar,” terang Ngapari.
Merasa
terjadi kejanggalan, iapun kemudian melaporkan persoalan itu kepada Busiri,
Kades setempat. Tak berselang lama, Kades bersama Sekdes tiba di rumah Ngapari.
Setelah terjadi pembahasan sejenak, akhirnya Jenazah Miani dibawa ke RS Haryoto
Lumajang.
Ini juga ditunjang dengan kengototan Ngapari,
yang tak menerimakan jika istrinya pulang jadi mayat. “Saya memang tidak
terima, saat mengetahui istri saya meninggal tidak wajar,” jlentrehnya lagi.
![]() |
Mayat Miani saat dimandikan |
Busiri
pun juga demikian, karena ada warganya pulang dalam kondisi tidak wajar dan
ketika keluarganya ngotot untuk dilakukan visum, ia sebagai kepala desa mengaku
mendukung sepenuhnya langkah tersebut.
“Saya
juga janggal, makanya saya dukung penuh langkah Pak Ngapari, membawa mayat
istrinya untuk dilakukan visum et repertum, dengan begitu nanti akan jelas
penyebab kematiannya,” kata Busiri.
Sumber
informasi di RS Haryoto, salah satu petugas medis mengatakan, jika ada bekas
benturan benda tumpul di kepala bagian belakang mayat Miani. “Ini bekas beturan
benda tumpul, sehingga terjadi pendaharan dikepala bagian belakang,” katanya.
Ketika
disinggung apakah benda tumpul itu akibat benturan ataupun pukulan benda
tumpul. Sumber di RS enggan menjawab terlalu jauh. “Kalau masalah itu, biar
polisi saja yang menjelaskan, saya tidak berani dan juga tidak punya
kewenangan,” tegasnya.
Mendapati
jawaban seperti itu dari pihak medis RS. Ngapari bersama keluarganya akan
membawa persoalan itu ke jalur hukum. Rencananya, ia dengan diantar kepada desa
akan melapor ke Surabaya.
“Dalam
waktu cepat kita akan melaporkan kasus ini ke Polsek, dimana istri saya bekerja
sebagai pembantu rumah tangga. Saya kepingin peristiwa ini diungkap dengan
sejelas-jelasnya,” tuturnya.
Usai dilakukan visum,
ia bersama keluarag yang lain langsung membawa istrinya pulang kerumah duka.
Rencananya, sabtu siang jenazah Miani akan langsung dikebumikan di TPU
setempat.(ami)