Pemukiman kuno yang ditemukan oleh warga |
Lumajang,
Memo
Ternyata di Kabupaten Lumajang kaya akan
peninggalan sejarah. Terbukti, sebuah makan keramat "Bujuk" di Dusun
Kambengan, Desa Banyuputih Kidul, Kecamatan Jatiroto didapati ada struktur
bangunan kuno.
Pengamatan dari Masyarakat Peduli
Peninggalan Mojopahit Timur (MPPMT), lusa kemarin. Batu kuno berserakan dan
bertumpukan dianggap oleh masyarakat sekitar adalah kuburan dari Bujuk Setono
yang merupakan adipatih dari Wiraraja dan Minak Koncar. Didua lokasi disekitar makan ditemukan ada 8
umpak bangunan kuno.
"Makam Bujuk Kambenangan ini,
adalah peninggalan bangunan bersejarah," kata Mansur Hidayat. Koordinator
MPPMT pada wartawan.
Dia mengatakan, Bujuk Kambengan yang
berada di pinggir sungai terbesar di Lumajang (Bondoyudo) anda rangkaian dengan
pusat pemerintahan kotaraja Lumajang kuno di Biting. "Melihat batu bata
yang berserakan dan motif hampir sama dengan di Biting," jelasnya.
Arkeolog MPPMT, Aries Purwantiny
mengatakan, bujuk kambengan sangat jela sebuah pemukiman dengan ditemukan umpak
dan struktur batu bata. Untuk mengetahui pemukiman apa, perlu dilakukan
penelitian lebih jauh. "Ini jelas pemukiman, ini sangat menarik Lumajang
kaya akan peninggalan," ujarnya.
Imron, salah satu warga Lumajang yang
peduli dengan sejarah, berharap jika memang itu benar-benar peninggalan kedepan
agar dilestarikan dan tidak dirusak. “Ini adalah bagian dari harta kekayaan
masyarakat Lumajang,” ungkap Imron.
Harapan besar tersirat padanya, jika
situs-situs bersejarah nantinya akan ada pengelolanya sendiri. Dengan begitu,
kelestarian situs akan tetap terjaga dan tidak musnah oleh tangan-tangan jahil
manusia yang tak peduli dengan sejarah.
Selain kepedulian masyarakat, ia
berharap pemerintah juga peduli dengan hal-hal semacam ini. Dengan begitu,
peninggalan sejarah masih akan bisa dinikmati dalam waktu kedepan oleh
anak-anak di Lumajang.
Lebih jauh, lelaki yang menjadi ketua KMPL (Komunitas
Mahasiswa Peduli Lumajang), beberapa peninggalan sejarah nanti bisa dijadikan
pelajaran oleh siswa-siswi di Lumajang dan daerah lainnya. “Kalau dikelola
dengan baik, tidak menutup kemungkinan itu akan bisa dilakukan,” ungkapnya
lagi.(ami)