Tak Bayar Air, Kolam Renang Bertaraf Internasional Terancam Ditutup



Kondisi Kolam Renang Veteran Tanpa Air
Lumajang, Memo
            Kolam renang veteran, yang ada di jalan Veteran Lumajang terancam ditutup. Ini setelah pihak PDAM Lumajang enggan mengisi kolam yang telah sepuluh hari ini tak terisi air. Padahal, kolam renang ini dalah salah satu sumber PAD di Kabupaten Lumajang.
            Diketahui, kolam renang bertaraf Internasional ini, sejak dikuras pada tanggal 25 Mei yang lalu, pihak PDAM yang biasa mengisi air dikolam enggan mengisi. Informasinya PDAM meminta tagihan uang air serta biaya operasional lebih dari Rp. 2 juta rupiah kepada Kantor pemuda dan olah raga (Kanpora) Lumajang selaku pengelolanya.
            Jika uang sejumlah itu tak dibayar, maka pihak PDAM tak akan mengisi air kolam tersebut. Dengan begitu, salah satu aset Pemkab Lumajang yang juga turut menyumbang PAD terancam akan ditutup karena tidak adanya sumber air untuk mengisinya.
            Ironisnya. Kolam renang dengan lebar 21 meter dan panjang 50 meter dengan kedalaman mulai 1, 55 meter hingga 2 meter ini, pernah dipakai Kejuaraan renang antar perkumpulan (KRAPDA) Jatim pada tahun 2008 yang lalu.
Solikin dari Kanpora selaku pengelola teknis kolam renang veteran mengatakan, jika kolam renang tak terisi air sejak tanggal 25 Maret. Hingga sekarang menurutnya pihak PDAM enggan mengisi air jika tak membayar uang tagihan pemakaian air serta operasional lainnya.
Tentunya hal ini cukup disesalkan oleh Solikin, pasalnya sejak kolam renang ini dibuat pada tahun 1988, tidak pernah pihak pengelola membayar uang sebagai bentuk retribusi pengisian air.
“Baru kali ini PDAM menagih uang air, padahal ini kan juga milik pemerintah,”sesal Solikin. Untuk itu, jika terus situasinya akan seperti ini, ia mengaku bisa jadi kedepan kolam renang ini akan ditutup, karena tak bisa lagi dioperasikan.
Lebih jauh Solikin menjelaskan, dengan kondisi kolam renang kering tanpa air seperti ini. Kondisi keramik kolam mulai mengelupas.” Ini sudah mulai mengelupas, kalau diteruskan seperti ini saya pastikan akan mengelupas semua keramiknya,” ungkap Solikin.
Dengan keringnya air kolam renang veteran ini, ada banyak orang yang dirugikan. Selain Pemerintah, beberapa club renang serta atlet-atlet renang Lumajang saat ini harus meliburkan diri karena tak bisa berlatih.
Disamping itu, pendapan harian yang disetorkan tiap bulannya ke Pemkab dipastikan akan mandeg. Apalagi saat ini yang diandalkan Cuma kolam renang anak-anak. Itupun airnya tak bisa bertahan lama.”Kolam anak-anak ini satu minggu lagi sudah tak bisa digunakan karena sudah kotor,” terang Solikin lagi.
Dari rata-rata pendapan perbulan, kolam renag veteran bisa menyumbang PAD minimal Rp. 6 juta perbualan. Uang itu selalu ditransfer oleh Kanpora melalui bank Jatim  ke rekening Pemerintah daerah.
Pendapatan sebesar itu diperoleh pengelola dari retribusi atau tiket masuk pengunjung. Baik pengunjung dari club maupun pengunjung perorangan dengan nilai rata-rata minimal pendapatan perhari sebasar Rp. 200 ribu.
Nilai tagihan sesuai surat yang dikirim PDAM ke Kanpora ada dua item, yaitu tagihan biaya Pompa Submer sible daya 22 K sebesar Rp. 1. 487.650, dan biaya operasional 2 orang operator selama 7 hari sebesar Rp. 700 ribu.
Untuk mengetahui kebenaran surat tersebut, ketika memo hendak mengkonfirmasi persoalan tersebut ke PDAM Lumajang, direktur atau yang mewakili sedang tidak ada dikantor. “Semuanya keluar, Mas. Tidak ada yang bisa mewakili,” ujar salah satu karyawan perempuan PDAM kemarin siang.(ami)