Ngatuwi Bersama
Istrinya, Pemilik Sapi yang Diraun
Lumajang, Memo
Warga Kecamatan
Yosowilangun dan Kunir saat ini diresahkan dengan banyaknya sapi yang diracun.
Pasalnya, hampir waktu yang bersamaan dua ekor sapi tewas yang diduga diracun
orang, kejadian tersebut menimpa keluarga Ngatuwi (68) dan Suma’atun (43) sama-sama
warga dusun kebonan Desa Yosowilangun Kidul Kecamatan Yosowilangun.
Peristiwa tersebut
terjadi beberpa waktu yang lalu , sapi yang tewas diracun itu, diduga dilakukan
orang yang sama, tapi modus operandinya saja yang berbeda. Kalau dirumahnya
Ngatuwi, pelaku berpura-pura mau mengontrak rumah, sedangkan dirumahnya
Suma’atun pelaku bertamu bersama istrinya, karena orang yang diduga sebagai
pelaku yang meracun sapinya adalah besan korban.
Dirumah Ngatuwi orang yang diduga pelaku yang meracuni
sapi, berpura-pura mau mengotrak rumah dan mau ditemapati orang yang mengaku
berasal dari Desa Karanganyar itu. Orang yang mau ngontrak rumah tersebut Dua
orang, tapi satu orang ngobrol sama Ngatuwi, yang satunya lagi langsaung menuju
ke kandang sapi yang terletak dd belakang rumah.
Ngatuwi mamatok harga kontark rumahnya sebesar Rp 700 ribu
perbulan, tapi oleh orang yang mau ngontark mau dibayar Rp 750 ribu pertahun, tapi
bayarnya setelah rumah itu ditempati. Setelah harganya sepakat, orang yang mau
ngontrak rumah itu bertanya apa Ngatuwi punya ayam.
“Apa anda punya ayam pak, karena mau disembelih buat selametan saat rumah
ini mau ditempati” ujar Ngatuwi.
Tak menaruh curiga
sedikitpun, Ngatuwi mengajak orang yang mau mengontrak rumah tersebut, menuju
kebelakang rumahnya untuk mencari ayamnya yang lagi berkeliaran. Sesampainya di
kandang sapinya, Ngatuwi sangat terkejut karena mendapati sapi miliknya
meronta-ronta sambil mengeluarkan busa dari mulutnya serta perutnya membesar.
“Sesampainya di kandang
saya sangat terkejut saat melihat sapi meronta-ronta dan mengeluarkan busa dari
mulutnya, karena panic saya langsung menyuruh istri saya memanggil dukun sapi,
untuk mengobati sapi yang diduga
keracunan itu mas, tak lama kemudian sang dukun dating, tapi kondisi bsapi
tersebut tidak ada perubahan”.
Cetus kakek itu, sambil mengusap keringatnya.
Karena tidak ada perubahan sapinya, Ngatuwi
pun pasrah sambil mengeluarkan kalimat. “kalau memang mau mati yang tidak
apa-apa yang penting orangnya sehat” cetus kakek itu lagi.
Tapi disaat yang bersamaan, orang yang mau ngontrak mrumah itu memberi
saran pada Ngatuwi untuyk menyembelih sapinya.
”saat sapi itu sekarat, orang myang mau ngontrak rumah
itu menyarankan agar sapi itu disembelih saja, biar saya dapat uang biarpun
sedikit, kata orang itu mas. Karena saya susah tua dan tak tahu apa-apa, saya
pasrah saja pada orang yang tidak saya kenal tersebut.
Akhirnya orang
itu memanggil temannya, lalu sapi tersebut di sembelih dan dibawa tak tahu
kemana dengan menggunakan pikep, setelah itu saya diberi uang sebesar Rp 1 juta,
vdan sampai saat ini orang yang mau ngontrak rumah tersebut tidak pernah dating
kesini lagi mas”. Tutur kakek itu, de4ngan bahasa jawa kental.
Peristiwa serupa juga
menimpa Suma’atun, wanita yang ditingaal suaminya merantau itut, mmengalami
nasib yang sama de3ngan Ngatuwi. Sapinya juga diracun, diduga pelaku ourang
yang sama dengan di rumah Ngatuwi, tapi modusnya berbeda.
Dirumah Suma’atun,
pelaku bertamu bersama istrinya. tapi yang aneh, korban tidak tahu dari arah
mana mereka dating, tiba-tiba istri
pelaku dating dari depan dan menuju keruang gtamu, sedang suaminya
dating dari arah pintu belakang, yaitu arah kandang sapi itu berada.
“ saya tidak menuduh
mas, tapi saya curiga pada tamu saya pada malam itu. Karena kedatangan mereka
mencurigakan, masak seorang tamu lewat dari pintu belakang, sedangkan istrinya
lewat dari pintu depan. Selang sekitar lima menit tamu saya itu ditelfon
temannya, lalu bdia mbilang, (saya disuruh ke Yoso oleh teman), tapi istrinya
ditinggal dirumah sini mas”. Ujar Suma’atun.
Tak lama berselang,
tamunya tersebut datang lagi, dan mereka pun melanjutkan obrolannya. Tak lama
kemuydian anak saya menjerit, karena melihat sapi saya terjatuh dan
mengeluarkan busa bdari mulut serta perutnya membesar. Karena panic, Suma’atun
menurut saja saat tamu tersebut menyarankan sapinya yang sedang sekarat untuk
disembelih.
Saat mau
memanggil ustad yang biasa menyembelih sapi, Suma’atun dipanggil oleh tamunya dan
melarangnya memanggil ustad, karena tmu tersebut juga mbisa menyembelih sapi. “saya
dilarang memanggil ustad yang rumahnya dekat dari sini, lalu dia bilang, (biar
nsaya saja yang menyembelih sapi itu)” ujar Suma’atun lagi.
Setelah disembelih, sapi tersebut dibawa mengunakan
pikep. Karena masih kecil, anak sapi
yang mati tersebut juga dibawa, dan dihargai Rp550ribu., Sedangkan induknya
dihargai Rp 2100ribu.
Dari sekian banyak kejadian sapi yang diracun di
daerah Kecamatn Yosowilangun dan Kunir, kuat dugaan pelakunya Orang yang sama.
Sebagaimana yang diberitakan Koran ini pada edisi 21 April, yang menimpa
pasutri asal desa Sukorejo Kecamatan Kunir, yang sapinya tewas diracun dan
perkaranya saat ini sedang berjalan di mapolsek kunir. (St8)