Tertimpa Bangunan Rumah saat Gempa, Fitri Kini Lumpuh dan Butuh Bantuan

Tertimpa Bangunan Rumah saat Gempa, Fitri Kini Lumpuh dan Butuh Bantuan
Fitri ketika teebaring di rumah salahsatu saudaranya.(rus)
Lumajang, Motim - Fitri Handayani (20), salahsatu korban gempa bumi di RT. 04 RW. 08 Dusun Iburaja, Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari. Ia tertimpa bangunan rumahnya yang roboh. Rumah yang ia tempati bersama keluarganya kini pun rata dengan tanah.


Nyawa Fitri berhasil tertolong, namun kini Ia menderita lumpuh. Ia tidak bisa berjalan seperti sediakala. Dirinya mengaku, pada bagian tulang belakang terasa nyeri juga sakit. Kini ia hanya bisa terbaring lemas tidak berdaya.

Saudaranya, Budiono menceritakan, ketika gempa itu berlangsung, semua tetangganya sibuk dengan rumahnya masing-masing yang roboh. Ia melihat pamannya yang bernama Juanto (69), sibuk keluar masuk ke dalam rumah untuk menyelamatkan anak sematawayang.

Saat pamannya berusaha keluar dari rumah, ia tewas tertimpa bangunan. Juanto mengalami luka parah pada bagian kepalanya akibat kejatuhan material bangunan. Pamannya tewas dalam kondisi memeluk anaknya yang sama-sama tertimbun reruntuhan bangunan.

Melihat hal itu, ia spontan teriak minta tolong. Namun tidak seorang pun mendekat memberi pertolongan karena sama-sama kebingungan.

“Fitri ini saat itu sudah mati, waktu saya angkat trus ada bunyi krek lalu dia hidup lagi. Langsung saya bawa ke rumah pamannya,” tutur Budiono ketika dihubungi, Kamis (15/4/21).

Lanjutnya, setelah gempa mulai reda Fitri dibawa menuju puskesmas setempat dengan menggunakan ambulan desa untuk mendapatkan perawatan pihak medis. Selama 3 hari berada di puskesmas, Fitri hanya diberi obat penghilang rasa nyeri tanpa dilakukan pengobatan lebih lanjut.

“Pulangnya diantar naik ambulan puskesmas, kata yang menangani Fitri tidak ada tulang yang patah. Tapi anaknya terus mengeluh pinggangnya sakit dan tidak bisa buat jalan,” keluhnya.

Budiono menambahkan, pihak keluarganya ingin agar Fitri menjalani perawatan lebih lanjut dengan melakukan rontgen (ronsen, red) untuk memastikan kondisi sebenarnya. Namun kondisinya tidak memungkinkan karena selain tidak ada biaya dan keluarganya juga sedang berduka. “Kami berharap Fitri dirujuk ke rumah sakit di Pasirian, semoga ada yang mau membantu kami,” harapnya.(rus)