Pulang pengajian, Perut Jebol Diclurit


Lumajang, Memo
Nasib nahas dialami Muhid (55), Warga Dusun Taman, Desa Tempursari, Kecamatan Kedungjajang. Saat dirinya dalam perjalanan pulang dari pengajian rutin pada Kamis (17/5) malam sekitar pukul 19.30 Wib, tiba-tiba di tengah jalan dibabat dengan celurit oleh beberapa orang tak dikenal.
Tak ayal korban langsung terjungkal dan mengalami luka parah di bagian kepala dan perut hingga ususnya terburai. Warga sekitar pun geger. Kepala Desa Tempursari Sagiul Ulum yang mendapatkan informasi dari warga tentang kejadian tersebut langsung menuju tempat kejadian perkara (TKP) dan membawa korban ke Rumah Sakit Dr. Haryoto Lumajang.
“Saat itu kondisi korban sangat kritis dengan luka cukup parah. Apalagi dalam kondisi perut terburai. Bahkan hingga saat ini, korban masih belum sadarkan diri,” terang Kades Sagi saat dikonfirmasi memo di lokasi kejadian, Jum’at (18/5) pagi. Dia menambahkan, hingga kini pihak Polsek Kedungjajang bekerja sama dengan Resmob Polres Lumajang dan pihak desa masih terus melakukan penelusuran dan mencari motif di balik kasus ini.
Hal senada juga disampaikan Kapolres Lumajang AKBP Susanto, Sik. MM didampingi Kapolsek Kedungjajang AKP Dodik Suwarno, SH, ketika ditemui Memo di TKP menjelaskan bahwa kasus yang tergolong penganiayaan berat ini menjadi atensinya.
“Setelah mendengar informasi melalui telpon dari Kades Tempursari, kami bersama anggota langsung melakukan olah TKP guna mendapatkan sidik jari pelaku atau petunjuk lain yang lebih pasti. Mudah-mudahan kasus ini segera terungkap,” ujarnya.
Menurut keterangan beberapa warga yang ditemui Memo mengatakan, meski korban dalam kondisi luka parah, dirinya masih mampu berjalan dengan menahan perutnya yang terbuka sembari berteriak minta tolong.
Warga yang mendengar teriakan minta tolong, sontak berdatangan dan segera memberikan pertolongan untuk menyelamatkan nyawa korban, “Beruntung Pak Kades Sagi segera datang dan segera membawa korban ke rumah sakit di Lumajang,” terang salah satu warga. 
Sementara itu Kapolsek Kedungjajang, AKP Dodik Suwarno, SH, menjelaskan bahwa kejadian malam itu diawali dari korban yang dalam perjalanan pulang dari pengajian rutin di rumah tetangganya. Memang, setiap Kamis malam Jumat, warga sekitar rutin mengadakan Yasinan atau yang oleh masyarakat setempat dikenal dengan istilah Sarween.
“Korban waktu itu pulang dari acara Yasinan. Di tengah jalan, tiba-tiba ada beberapa orang yang mencegat korban. Salah satu dari mereka menerangi wajah korban dengan senter, mungkin untuk memastikan wajahnya. Setelah yakin dengan sasarannya, mereka membabat kepala dan perut korban dan meninggalkannya dalam kondisi luka parah,” jlentrehnya.
 “Namun dalam kondisi luka parah, korban masih sempat meminta tolong dan berjalan beberapa meter ke rumah tetangga dan kemudian korban ambru tak sadarkan diri. Saya berharap, korban bisa segera sembuh dan bisa memberikan keterangan kepada Kepolisian agar jelas duduk persoalan kasus pembacokan malam tadi,” imbuh Dodik berharap.
Masih menurut Dodik, pihaknya hingga kini terus melakukan penelusuran ke beberapa titik dengan petunjuk ceceran darah yang masih ditemukan di seputaran tegalan yang penuh dengan tanaman tebu dan sengon. Diperkirakan para pelaku melarikan diri ke arah tegalan yang memang dalam kondisi sepi. Dirinya berharap, kasus tersebut dapat segera terungkap.
Pantauan memo di lokasi kejadian pada Jum’at pagi, dari TKP darah korban terus berceceran hingga beberapa meter menuju rumah warga. Diduga kuat setelah dibabat clurit, korban yang dalam kondisi luka parah masih sempat melarikan diri. Hingga berita ini naik cetak, belum diketahui apa motif sebenarnya di balik peristiwa ini. (S7)