Pertanyakan Masalah tanah, Ratusan Warga Rusak Rumah Mantan Kades




Lumajang, Memo
Ratusan warga Desa Kandangan Senin (14/5), sekitar pukul 08.00 merusak rumah Mistro mantan kepala desa Kandangan. Mereka melampiaskan kemarahannya setelah gagal menemui mantan kades yang dinilai telah mencaplok tanah milik desa.
            Bahkan ratusan massa yang pagi itu terlihat beringas sudah nyaris membakar rumah Mistro, namun aksi tersebut berhasil dicegah oleh beberapa warga lainnya. Walaupun demikian akhirnya massa memblokir jalan masuk menuju desa kandangan.
            Sementara ratusan polisi yang datang terlambat sudah mendapati rumah Mistro dalam kondisi rusak. Rumah Mistro yang dirusak oleh warga letaknya berdempetan. Warga merusak kedua rumah tersebut dengan menggunakan batu serta peralatan seadanya.
            Sumber informasi Memo menyebutkan, puluhan massa malam sebelumnya sudah melakukan pertemuan di rumah Samsuri Kades setempat. Rencananya puluhan perwakilan warga ini akan mendatangi rumah Mistro untuk mempertanyakan tanah desa yang tak jelas urusannya.
            Warga rencananya akan menuntut Mistro agar mengembalikan tanah tersebut kepihak desa. Namun, rencana pertemuan malam itu gagal dilakukan, dan puluhan perwailan warga memilih membubarkan diri dan berniat akan mendatangi rumah Mistro yang letaknya persis di depan kantor desa.
            Menurut warga, tanah tersebut saat ini dikuasai oleh Sudarminto Cs dan sisanya yang lain saat ini  digarap oleh kerabat Mistro. Hal inilah yang memicu warga agar Mistro mengembalikan tanah-tanah tersebut.
            Sedangkan keesokan harinya, ternyata itu warga benar-benar melakukan aksi. Jika malam harinya jumlahnya hanya puluhan, Senin pagi kemarin jumlah warga kian banyak hingga berjumlah ratusan. Sejak pukul 07.00 ratusan warga ini telah berkumpul di depan balai desa Kandangan sambil menunggu Kepala desa mereka datang.
            Selanjutnya, setelah massa terkumpul banyak, sekitar pukul 08.00 ratusan warga ini kemudian mendatangi rumah Mistro. Saat itu warga berteriak-teriak agar penghuni rumah keluar untuk menemui warga. Namun ditunggu beberapa lama pemilik rumah tak kunjung keluar.
            Kabar yang beredar, penghuni rumah yakni Mistro telah mengendus kedatangan ratusan warga pagi itu, sehingga pada malam harinya telah meninggalkan kedua rumah tersebut untuk mengungsi.”Ayo keluar, temui kami dan kembalikan tanah desa itu,” teriak salah satu warga.
            Bahkan beberapa warga yang lain meminta agar Mistro tidak bersembunyi didalam rumah.”Jangan bersembunyi, kembalikan tanah kami, kalau berani cepat keluar,” teriak warga yang lain dengan logat Madura yang cukup kental.
            Karena menunggu beberapa lama tak keluar-keluar, akhirnya tanpa dikomando warga lantas melempari kedua rumah milik Mistro dengan batu. Tak pelak, dalam waktu singkat kaca jendela depan samping serta genting rumah rusak parah.
            Tak hanya itu saja, warga yang lain kemudian merusaka pagar rumah Mistro Potongan pagar rumah tersebut oleh warga ditenteng kesana kemari sambil berteriak-teriak meminta agar tanah desa yang dicaplok oleh Mistro segera dikembalikan.
            Disekitar rumah mantan kades ini, ada ceceran oli dan bekas solar, saat itu warga ada yang berencana mau membakar rumah tersebut. Namun aksi tersebut berhasil dicegah oleh warga yang lain.”Bakar saja rumahnya, orangnya sembunyi,” teriak warga lagi sambil sahut menyahut.
            Sementara itu, usai melampiaskan kekesalannya, warga kemudian memblokir jalan masuk menuju Desa Kandangan. 100 meter sebelum dan sesudah balai desa dipasang blokade yang terbuat dari kayu, bambu, serta batu. Ini dilakukan agar orang lain selain warga Kandangan tak bisa masuk ke Desa tersebut.
            Baru sekitar pukul 08.00 ratusan petugas kepolisian dari Polres Lumajang datang kelokasi, setelah kedatangan petugas, terlihat Kabag Ops serta KBO reskrim Polres Lumajang mendatangi Samsuri, kades kandangan yang saat itu memimpin aksi massa.
            Para petinggi Polres saat itu langsung melakukan mediasi dengan Samsuri, sayangnya Mediasi tersebut tidak membuahkan hasil. Yang menjadi tuntutan Samsuri serta ratusan warga lainnya ialah agar Mistro segera mengembalkan tanah yang menjadi hak milik desa.
            Selain itu, samsuri juga meminta agar petugas Kepolisian meninggalkan desa kandangan, sebab persoalan itu akan diselesaikan sendiri oleh warga.”Bapak dan yang lain pulang saja, kita sendiri yang akan selesaikan masalah ini di tingkat Desa,” kata Samsuri pada petugas.
            Bahkan tuntutan Samsuri dihapan petugas sama persis saat ia berteriak di depan ratusan warganya. Ia meminta agar Mistro mantan Kades Kandangan segera mengembalikan tanah tersebut, kerena itu bukanlah haknya.(st7)