Kaki Tangan Lumpuh, Tempuh Unas di Rumah

Warga miskin tidak dapat PSKSLumajang, Memo_Karena penyakit yang dideritanya semakin hari makin memperihatinkan, hingga tidak bisa berjalan lagi, Masruri warga Desa Selokgondang, Kecamatan Sukodono, peserta didik SMK PGRI Lumajang terpaksa menjalani Ujian Nasional (Unas) di rumahnya dengan mendapat pengawasan petugas dari aparat kepolisian, pengawas serta guru sekolah terkait.

Sutamah (50), ibu kandung Masruri kepada sejumlah media mengatakan, sejak SMP kelas VIII putra ketiganya ini sudah mengidap penyakit aneh pada kedua kakinya. Berkali-kali diperiksakan ke dokter ternama di Lumajang, namun penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh.

Dalam kondisi seperti itu, Masruri tetap saja bersekolah hingga kelas XII di SMK PGRI Lumajang dengan mengunakan sepeda ontel. Menurutnya, putranya ini tidak masuk sekolah sekitar 2 bulan menjelang Unas dikarenakan penyakit yang diderita oleh putranya semakin ganas,  yang menyebabkan kedua kakinya terus mengecil dan tidak bisa berjalan.

Tidak hanya begitu, penyakit yang dideritanya juga menyerang kedua tangannya menjadi lumpuh dan tidak bisa bergerak lagi. ”Anak saya ini tidak masuk sekolah sekitar dua bulan menjelang Unas ini. Kalau semangatnya untuk belajar sangat luar biasa mas,” tutur Sutamah sambil mengusap air matanya.

Atas kebijakan pihak sekolahnya, meski kondisi putranya ini sakit masih memberikan kelonggaran untuk bisa menuntaskan belajarnya dengan mengikuti Unas di rumah dengan mendapat pengawasan dari guru, pengawas dan polisi.

“Saya berterima kasih pada pihak sekolah yang telah memberikan kesempatan terhadap anak saya untuk menuntaskan belajarnya meski harus menjalani ujian di rumah. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih pada pihak sekolah karena telah menguruskan BPJS untuk anak saya,” ungkap Sutamah.

Disinggung apakah pihak pemerintah Desa Selokgondang sempat menawarkan bantuan mengingat kondisi Masruri cukup memperihatinkan, sambil menangis Sutamah menyampaikan sampai detik ini tak satupun aparat pemerintah Desa Selokgondang yang menjenguk dan menanyakan akan kondisi anaknya.

Broker Judi Online Diringkus

“Boro-boro mau memberikan bantuan, mengajukan untuk dibuatkan surat keterangan tidak mampu saat hendak membawa Masruri berobat ke Rumah Sakit aja sulitnya setengah mati. Anehnya lagi, sudah tahu saya ini janda miskin apalagi kondisi anak saya seperti ini, saya tidak dapat program BLSM atau PSKS. Tapi warga yang mampu banyak yang dapat. Saya berharap Pak Bupati bisa memperhatikan jeritan orang-orang miskin seperti saya ini pak,” pungkas Sutamah.

Secara terpisah Mohamad Zainul salah satu pengawas Unas kepada sejumlah media menyampaikan sesuai dengan ketentuan yang pelaksanaan Unas baik yang dilaksanakan di sekolah maupun dilaksanakan di rumah bagi peserta Unas yang sakit tetap mendapat pengawasan gabungan guru sekolah terkait, pengawas serta polisi.

“Karena kondisi Masruri cukup parah, maka diberikan kelonggaran waktu yang cukup seperti waktu mengerjakan soal dan waktu istirahat diperpanjang dengan harapan agar bisa lebih konsentrasi. Meski sakit, semangat dalam mengerjakan ujian tadi sangat luar biasa mas,” tambah Zainul (cho)