Data BLSM Dadapan Kacau Balau
Lumajang, Memo
Bantuan langsung sementara masyarakat
(BLSM) Desa Dadapan, Kecamatan Gucialit, yang di jadwalkan akan di bagikan pada
masyarakat penerima Kamis (11/7) mendatang menyisakan banyak masalah.
Hal ini di sebabkan karena hampir 60 % masyarakat penerima
tergolong sebagai masyarakat mampu dan kaya. Sedang masyarakat yang benar-benar
miskin hanya sebagian kecil saja yang menerima BLSM.
Kepala Desa Dadapan Hardi saat di
konfirmasi Memo usai mengadu ke Kantor Kecamatan mengatakan, kedatangannya ke
kantor kecamatan ini tak ada lain untuk menyampaikan perihal BLSM khusus di
Desa Dadapan, yang di sinyalir asal main data.
Dari 392 warga Desa Dadapan penerima BLSM
lebih separuh adalah warga tergolong mampu dan kaya. Dan selebihnya adalah
warga yang benar-benar miskin dan wajib menerimanya.
“Saya kaget melihat daftar penerima
BLSM, karena banyak orang mampu dan kaya
masuk di daftar ini. Makanya, saya mendatangi kantor kecamatan untuk
bertemu Camat. Namun sayang, saya tak
berhasil dengan Camat, katanya masih rapat di kabupaten mas. Mungkin besok saya
akan menemui Camat kembali,” terang Hardi
Hardi menambahkan, apabila BLSM tetap
juga di paksakan untuk di cairkan berdasarkan data yang dinilai asal-asalan
itu, jelas dirinya atas nama pemerintah Desa Dadapan akan menolaknya.
“ Saya orang pertama kali yang akan
menolak pencairan BLSM di Desa Dadapan, jika data penerima tidak di lakukan
perubahan terhadap warga yang benar-benar miskin. Saya tetap menolaknya, hal
ini terpaksa saya lakukan karena mengantisipasi keribtan antar warga,” ujarnya
Hardi menambahkan, pemerintah di
harapkan segera turun ke Desa Dadapan untuk melakukan survie ke satu persatu warga yang terdaftar sebagai penerima
BLSM. Jika pemerintah benar-benar turun ke 392 penerima tersebut pasti akan
terkejut.
“Saya menunggu pemerintah dan petugas
BLSM datang ke Desanya untuk bersama-sama melakukan survie agar saya tidak di katakan Kades yang
sok. Karena di sini banyak orag mampu dan kaya seperti orang punya usaha sound
sistem,juga orang punya kendaraan pribadi, masuk sebagai penerima BLSM.
Parahnya lagi, orang kaya punya truk, lahan tebunya tidak ketemu tempatnya juga
masuk sebagai penerima. Apabila pemerintah tak menginginkan keributan antar
warga, tolong lakukan survei dan pendataan yang benar jangan asal comot”
Pungkas Hadi
Sementara Camat Gucialit
Jamal saat dikonfirmasi mengatakan, permasalah tersebut ia minta agar
diselesaikan ditingkat desa saja. “Saya yakin pihak desa bisa menyelesaikan
permasalah itu,” katanya singkat.(cw7)