Lumajang, Memo
Pihak keluarga termasuk anak serta suami korban hingga kini masih
penasaran. Sebab, hampir satu bulan jasad korban yang diduga hanyut di sungai
aliran Bondoyudho yang mengalir di belakang rumahnya masih saja belum
diketemukan.
Hilangnya korban yang bernama
Ngatiyah (59), itu terjadi pada pertengahan bulan Mei sekitar tanggal 18 silam.
Ironisnya, sudah dilakukan pencarian oleh pihak keluarga bersama Tim SAR
dibantu Badan Pendanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupten Lumajang, hasilnya
tetap nihil.
Bahkan, pencarian korban saat itu sampai di perbatasan aliran sungai
wilayah Kabupaten Jember dengan Kabupaten Lumajang. Namun, tak seorangpun
petugas atau keluarga korban yang dapat menemukan keberadan korban.
Anehnya lagi, selama kurun waktu hampir satu bulan, tidak satupun
anggota badan atau pakaian korban yang mengambang di aliran sugai itu.
Logikanya, jika korban memang hanyut dan tenggelam di aliran sungai pasti ada
tanda-tanda. “Setidaknya ada anggota badan atau bagian tubuh korban yang
mengambang,” terang Sutikno warga setempat.
Menurut Nandar (67) suami korban, saat itu pihaknya telah melakukan
beberapa cara untuk mendapat petunjuk. Antara lain, pihak keluarga telah
melakukan upacara ritual dengan memasang beberapa sesajen pada lokasi awal
korban yang menghilang. “Saya sudah memasang sesajen di tempat istri saya
terjatuh Mas, tetapi hasilnya sia-sia,” terang suami korban kepada Memo.
“Kami tidak habis pikir Pak, sebab belakangan ini ada 2 orang korban
hanyut dialiran sungai itu bisa
ditemukan. Tetapi kenapa, hingga saat ini jasad ibu saya kok tidak bisa
ditemukan,” celetuk Tini, anak korban yang kali pertama mengetahui jika ibunya
hilang di sungai.
Menurutnya, sampai saat ini pihak keluarga masih tetap mengharapkan
jasad korban bisa ditemukan meski kondisinya tidak utuh lagi. Supaya, jasad
korban bisa disemayamkan di makam umum layaknya orang-orang meninggal pada
umumnya. “Semoga sebelum 40 harinya, jasad ibu saya bisa ketemu Pak,” harap Tini.
Diketahui sebelumnya, warga Dusun Krajan, Desa Nogosari, Kecamatan
Rowokangkung, geger. Pasalnya, Ngatiyah (59) seorang warga setempat dilaporkan
oleh keluarganya menghilang. Menurut keterangan Tini (24), anak perempuan
korban. Diduga, korban menghilang karena terperosok dan hanyut di sungai.
Peristiwa yang menggegerkan warga itu terjadi pada Jumat (18/5)
petang, sekitar pukul 16.30 Wib, dialiran sungai Bondoyudho yang ada belakang
rumah korban. Menurut Nandar (65) suami korban, sore itu ia minta antar salah
satu anaknya bernama Tini untuk duduk-duduk di gubuk yang ada di belakang
rumahnya.
Sebab, sekitar dua tahun korban diserang penyakit tumor payudara.
Akibatnya, korban tidak bisa berjalan karena kakinya memengkak. Bahkan untuk
berjalan saja, ia harus merayap-rayap sambil membawa tongkat. “Bahkan untuk
mandi saja, setiap hari harus dibopong sama anak saya,” terangnya.
Berdalih ingin mencari udara segar, korban minta antar anaknya ke
gubuk belakang yang tempatnya ada di kebun pisang. Sambil dipopong oleh
anaknya, korban saat itu juga berjalan menggunakan tongkat. Setelah sampai di
gubuk, korban disuruh duduk di papan yang ada di gubuk itu lalu ditinggal
pulang oleh anaknya.
Sekitar lima
belas menit kemudian, anaknya datang lagi ke gubuk untuk melihat kondisi
korban. Herannya, ketika dilihat pada gubuk itu, ibunya sudah tidak ada di
tempat. Sambil kebingungan mencari keberadaannya, Tini teriak-teriak memanggil
korban.
Teriakan Tini saat itu, mengundang para tetangga serta keluarganya
untuk berdatangan. Selanjutnya, Tini menceritakan perihal yang dialaminya.
Mendengar cerita dari Tini, pihak keluarga korban bersama tetagganya langsung
melakukan pencarian disekitaran ladang tanaman pisang itu.
Ketika dalam upaya pencarian, salah satu keluarga korban menemukan tongkat
korban tergeletak di tebing bibir sungai yang jaraknya sekitar 10 meter dari
gubuk tempat korban duduk. Mengetahui itu,
beberapa
tetangga korban langsung menceburkan diri ke sungai untuk mencari keberadaan
korban sambil membawa tali tampar.
Namun
upaya warga yang mencari korban saat itu sia-sia, bahkan warga sempat menyusuri
aliran sungai itu. Karena tidak diketemukan, akhirnya pihak kelurga langsung
melaporkan kejadian itu kepada kepala desa setempat yang dilanjutkan kepada
pihak Polsek Rowokangkung. (cw6)