Pungky Terduga Teroris Diboyong ke Mabes Polri?




Lumajang, Memo

            Pungki Isnanto, pembuat bom yang meledak di kantor biro perjalanan PT. Arifin Sedayu, Senduro, awal bulan lalu. Kini tersangka dikabarkan telah diboyong ke Mabes Polri oleh Dentasemen khusus anti teror (Densus 88) guna proses penyidikan dan pengembangan kasus tersebut.


            Sejak awal, polisi menduga jika Pungky ia masuk dalam jaringan simpatisan teroris Poso. Ini karena material bom yang meledak tersebut ada kemiripan dengan aksi teror yang akhir-akhir ini terjadi.

            Mendapat kabar tersebut, Choiri, Kuasa hukum Pungky, kemarin siang mendatangi Mapolres Lumajang. Kedatangannya saat itu ialah untuk mencari kejelasan apakah Pungky benar-benar diboyong ke Mabes Polri. “Kalaupun benar diboyong kesana, kenapa kita tidak dikabari,” katanya. 
         Selain itu, ia juga akan mencari kejelasan alasan dan kepentingan Polisi memboyong Pungky ke Mabes. Karena ia mendapat kabar sedemikian santer terkait diboyongnya Pungky ke Mabes.
            Ia tidak menampik jika rumor yang beredar diluar jika ledakan bom tersebut ada kaitannya dengan jaringan teroris Poso. Meski demikian, ia sebagai kuasa hukum berharap semua rumor dan tuduhan itu tidak terbukti. “Ya harapan kita sebagai kuasa hukum jelas begitu,” paparnya.
           Wakapolres Lumajang, Kompol Andy Arisandi saat dihubungi wartawan koran ini mengaku tidak tahu. Pasalnya, sejak awal ia kurang mengikuti perkembangan ledakan bom di Senduro. Dan persoalan itu dulu telah dihendel langsung oleh kapolres lama.
           Meski demikian, Andy menyarankan agar menghubungi Kasat Reskrim AKP Kusmindar terkait perkembangannya. “Coba hubungi Kasat Reskrim karena yang tahu persis perkembangannya,” terangnya.
           Sementara itu, AKP Kusmindar ketika dihubungi via telepon selulernya, pada panggilan pertama tidak diangkat. Namun pada panggilan kedua dan seterusnya, telpon Kusmindar sudah tidak terdengar nada aktifnya.
           Sejak terjadi ledakan bom tersebut, jajaran kepolisian Lumajang masih terus melakukan pendalaman terkait peritiwa tersebut. Bahkan Polres lumajang tidak bekerja sendiri dalam melakukan pendalaman. Satu tim Densus 88 anti teror dari Mabes Polri sudah turun dan membantu proses penyidikan.
           Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan material bom yang meledak di Lumajang, mirip bom pada sejumlah aksi teror yang belakangan terjadi.
        "Material bom rakitan ini (Lumajang) mirip aksi teror yang terjadi. Tapi seluruh bahan material dan efek ledakannya masih didalami," kata Boy di Jakarta, seperti yang ditulis beberapa media online nasional beberapa waktu yang lalu.
        Dia menuturkan polisi terus menyelidiki keterkaitan bom itu dengan bom Poso, Sulawesi Tengah. "Masih kita kembangkan, karena memerlukan waktu lebih jauh, harus dikonfirmasi ulang, dikroscek lagi. Dari fakta yang ada memang sangat menarik, ada ketidakwajaran dari material bom," jelasnya.
      Bom-bom ini dijual mulai dari Rp 800 ribu per unitnya. Dengan spesifikasinya menggunakan bom ikan, sebagai bahan bakunya yang dipelajari dari mesin pencarian Google. Saat ini, polisi juga tengah menelusuri baik pemesan atau peredaran bom rakitan ini. 
        "Memang menyebutkan nama, tapi belum bisa dipublish karena sedang dalam konfirmasi dari percakapan di social media dan perlu dikonfirmasi lagi. Transaksi pemesanan Polisi juga sudah memeriksa sejumlah saksi dan melakukan penggeledahan sejumlah barang. Untuk sementara, polisi menduga tersangka yang diamankan adalah simpatisan dari daftar pencarian orang (DPO) terkait bom di Poso sebab menggunakan akun Facebook Upik Lawanga. Namun, polisi saat itu belum bisa memastikan hal tersebut.(ami)