Bom Senduro Bagian Dari Teroris Poso?



Pemeriksaan Polres Lumajang Dibantu Densus 88

Lumajang, Memo
            Sejak terjadi ledakan bom di biro perjalanan PT. Arifin Sedayu, Senduro, Sabtu (1/6) hingga kini jajaran kepolisian Lumajang masih terus melakukan pendalaman terkait peritiwa tersebut. Kini Polres lumajang tidak bekerja sendiri dalam melakukan pendalaman. Karena satu tim densus 88 anti teror dari Mabes Polri sudah turun dan membantu proses penyidikan.
            “Benar, kita di back-up penuh dari mabes Polri untuk mendalami peristiwa ini. Apakah ada keterkaitan dengan teroris atau ti
dak,” kata Kapolres Lumajang AKBP Susanto kepada sejumlah wartawan lusa kemarin.
            Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan material bom yang meledak di Lumajang, mirip bom pada sejumlah aksi teror yang belakangan terjadi.
"Material bom rakitan ini (Lumajang) mirip aksi teror yang terjadi. Tapi seluruh bahan material dan efek ledakannya masih didalami," kata Boy di Jakarta, seperti yang ditulis beberapa media online nasional beberapa hari yang lalu.
Dia menuturkan polisi terus menyelidiki keterkaitan bom itu dengan bom Poso, Sulawesi Tengah. "Masih kita kembangkan, karena memerlukan waktu lebih jauh, harus dikonfirmasi ulang, dikroscek lagi. Dari fakta yang ada memang sangat menarik, ada ketidakwajaran dari material bom," jelasnya.
Fungki Isnanto sebelumnya juga mengaku bom yang dirakitnya digunakan untuk mengebom ikan. Sejumlah saksi juga menyebutkan bom berdaya ledak rendah tersebut digunakan untuk menangkap ikan.
Seperti di tulis oleh okezone.com, Tersangka membuat bom dari pesanan, ada 10 pesanan untuk membuat bom rakitan. Tapi harus perlu dikonfirmasi dulu," kata Karo Penmas Div Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (5/6).
Jenderal bintang satu ini menuturkan, bom-bom ini dijual mulai dari Rp 800 ribu per unitnya. Dengan spesifikasinya menggunakan bom ikan, sebagai bahan bakunya yang dipelajari dari mesin pencarian Google. Saat ini, polisi juga tengah menelusuri baik pemesan atau peredaran bom rakitan ini.
"Memang menyebutkan nama, tapi belum bisa dipublish karena sedang dalam konfirmasi dari percakapan di social media dan perlu dikonfirmasi lagi. Transaksi pemesanan dilakukan secara elektronik dan masih didalami. Setiap temuan di transaksi elektronik sedang didalami pemesan yang menentukan penempatan," terangnya.
Polisi juga sudah memeriksa sejumlah saksi dan melakukan penggeledahan sejumlah barang. Untuk sementara, polisi menduga tersangka yang diamankan adalah simpatisan dari daftar pencarian orang (DPO) terkait bom di Poso sebab menggunakan akun Facebook Upik Lawanga. Namun, polisi belum bisa memastikan hal tersebut.
"Diduga, tersangka merupakan orang yang merupakan simpatisan dari DPO bom poso, dari kesimpulan sementara. Karena dalam social media, ada indikasi penggunaan nama-nama tersebut (Upik Lawanga) dalam percakapannya," jelas Boy.
Kapolres Lumajang juga membenarkan apa yang dikatakan oleh Mabes Polri, jika material bom tersebut memiliki kemiripan dengan yang digunakan oleh jaringan teroris Poso. “Kita masih menunggu hasil dari Pus Labfor Polda Jatim,” kata Susanto.
Sejauh ini pihaknya terus melakukan komunikasi terkait proses pemeriksaan dan perkembangan kasus tersebut dengan Polda Jatim dan Mabes Polri. Meski demikian, kasus tersebut hingga kini masih didalami oleh polisi.
Disinggung terkait sasaran bom adalah Polres Lumajang dan Jember, kata Susanto berdasarkan pengakuan dari tersangka ada beberapa titik sasaran yang direncanakan. Sehingga, atas petunjuk dari Polda Jatim dan Mebes Polri, agar semuanya tetap waspada dan tetap memberi rasa aman kepada masyarakat.
Polisi akan terus melakukan pemantauan lebih jauh, pun demikian dengan akun Facebook Upik Lawanga. Polisi terus memantau pergerakan untuk mengetahui siapa-siapa yang terlibat dalam kasus ini. “Kita minta waktu untuk terus mendalaminya, sementara kita juga masih meminta keterangan dari tersangka dan beberapa saksi,” paparnya lagi.
Dengan beredarnya sejumlah SMS di masyarakat, Susanto menghimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak mengidahkan SMS yang dihembuskan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab ini. “Jangan percaya SMS, yakinlah kita akan terus memberi rasa aman kepada masyarakat,” pungkasnya.
Pantauan media ini di akun Facebook Upik Lawanga, banyak sekali ajakan-ajakan untuk berjihat. “Untuk para mujahidin diwajibkan belajar merakit bom yang ingin belajar merakit bom silahkan inbok....buatlah orang orang kafir tidak nyaman dengan dentuman bom bom yang kita rakit. Allahu akbar”. Salah satu status Upik Lawangan yang di posting pada 9 Nopember 2012.
Status tersebut adalah postingan terakhir. Postingan-postingan yang lain juga masih banyak. Akun ini memiliki jumlah pertemanan sebanyak 848 dan 461 foto. Foto-foto didominasi dengan kejadian-kejadian ekstrim seputar peperangan. 
Diketahui sebelumnya,  terjadi ledakan keras yang diduga dari sebuah bom, berasal dari dalam kantor penjualan tiket bus dan pesawat milik biro perjalanan PT. Arifin Sidayu yang beralamat di jalan Raya Desa/Kecamatan Senduro. 18 jam kemudian seorang pemuda bernama Pungky berhasil diamankan dan langsung di boyong ke Mapolres Lumajang. Bahkan kabar berkembang jika Pungky adalah simpatisan dari jaringan teroris Poso.(ami)