Lumajang, Memo
Menjelang
hari raya nyepi yang dijadwalkan pada tanggal 12 Maret besok, berbagai
persiapan dilakukan oleh umat Hindu diseluruh dunia termasuk umat Hindu di
Kawasan Pure Mandala Giri Semeru Agung, Senduro. Persiapan yang dilakukan
diantaranya, mulai bersih-bersih tempat ibadah yang berada di lingkungan
masing-masing dan membuat beberapa hiasan dari janur kuning.
Menurut
Marto salah satu pemangku Agama Hindu di Pura Mandigiri Semeru Agung Senduro mengatakan,
menyambut hari raya nyepi yang jatuh pada Selasa besok ini, umat hindu
diseluruh dunia bersama-sama melakukan acara upacara kesakralan dimasing-masing
pura yang berada dilingkungannya.
Sebelum Hari raya nyepi, umat hindu melakukan
sebuah acara yang dinamakan Melasti.
Upacara Melasti ini sebuah acara pembersihan dari buana agung jagat raya yang lebih sering disebut dengan acara kesakralan kesucian umat hindu.
Dalam
upacara Melasti ini umat Hindu yang
berada di Lumajang, dari masing-masing
desa datang ke Pura Mandigiri Semeru
Agung dengan membawa sesajian untuk melakukan sembahyang bersama-sama dengan
harapan agar mendapatkan keberkahan dalam kehidupan.
Usai
melaksanakan sembahyang di Pura Mandagiri Semeru Agung, umat Hindu terus
membawa sesaji –sesaji tersebut ke pantai selatan untuk melebur dan menyucikan
diri dari segala dosa-dosa yang telah diperbuatnya.
Disamping
itu, upacara Melasti ini bertujuan selain mesucikan diri, juga untuk mensucikan
seluruh isi alam jagat raya sebagai bentuk usaha umat Hindu dalam mencapai titik tawur kasongo yang disebut dengan Pangrupoan artinya kesucian.
“Intinya
upacara Melasti berharap agar umat Hindu bisa mendapatkan kesucian dan
keberkahan dalam kehidupannya. Hidup sejahtera, bahagia serta dijauhi oleh
semua marabahaya yang mengancamnya,” Tutur pemangku Marto
Setelah
upacara Melasti dilakukan, umat Hindu melakukan upacara pembakaran ogoh-ogoh. Upacara ogoh –ogoh adalah
sebuah upacara kesakralan keraksasaan dari alam jagat raya. Pembakaran
ogoh-ogoh ini akan dilakukan oleh umat Hindu di sebuah jembatan dan sungai yang
bercabang.
Dengan
tujuan untuk menyatukan sesaji melasti dengan sesaji ogoh-ogoh dengan harapan
semua unsur kejelekan yang sudah dibuang kepantai bersatu melebur dan menjadi
sebuah kesucian untuk ummat Hindu.
Usai
melaksanakan upacara Melasti, upacara pembakaran ogoh-ogoh, umat Hindu akan
melaksanakan pembakaran brata penyepian yang terdiri dari tiga unsur
diantaranya. “Unsur amati yakni diwajibkan umat Hindu tidak mendengar
bunyi-bunyian,” katanya.
Unsur
Lelungon dalam arti umat hindu tidak boleh pergi keman-mana selain didalam
rumah, unsur yang terahir adalah Unsur geni dimana umat Hindu tidak boleh menyalakan
api baik api dapur maupun lampu dalam rumah.
Pelaksanaan
nyepi dilakukan pada Selasa pukul 12.00 hingga 12.00 Wib keesokan harinya. Saat
melakukan nyepi para umat Hindu wajib berpuasa selama pelaksaan nyepi tersebut.
Setelah
hari raya nyepi atau nembak geni selesai
dilakukan, umat Hindu terus melakukan Siwakrama istilah lain adalah
silaturrohmi. Acara Siwakrama ini bertujuan untuk membina sebuah kerukunan baik
sesama umat Hindu ataupun dengan pemeluk agama lain.
“Menyambut Hari Nyepi besok, saya pemangku Pura
Mandigiri Semeru Agung memohon kepada masyarakat untuk terus saling membina
kerukunan umat beragama. Dengan demikian tentunya kita bersama akan senantiasa
bahagia.” Tambah pemangku Marto. (cw7)