Lumajang, Memo
Pemerintah
dianggap gagal dalam upaya mengentaskan kemiskinan serta mensejahterakan rakyat
kecil. Betapa tidak, dalam minggu-minggu terakhir ini, kebutuhan pokok harganya
semakin menggila. Apalagi harga bumbu-bumbu dapur. Seperti, bawang putih,
bawang merah, cabe serta bumbu dapur lainya.
Tingginya harga
kebutuhan dapur itu, membuat ibu-ibu rumah tangga menjerit. Apalagi masyarakat
yang berpenghasilan rendah dan tidak menentu. Seperti yang
dikeluhkan oleh Saodah (50),
salah satu warga Jalan Semeru, Kelurahan Citrodiwangsan, Kecamatan Lumajang,
istri dari Supeno (55), tiap hari berprofesi sebagai tukang becak yang kerab
mangkal di perempatan Klojen.
Menurutnya,
penghasilan suaminya yang tidak menentu. Ia harus pandai-pandai mengatur uang
belanja yang diberi oleh suaminya. Tingginya harga-harga kebutuhan pokok ini,
sangat berpengaruh terhadap keuangan belanja yang diberi oleh suaminya.
“Tiap hari saya
diberi uang belanja lima belas sampai dua puluh ribu oleh suami. sedangkan anak
saya dua Mas. Dengan tingginya harga bumbu dapur ini, saya semakin bingung,”
terangnya. Saodah berharap, agar pemerintah cepat tanggap dengan melonjaknya
harga sembako sekarang.
Ungkapan senada
juga diberikan oleh Dahlan (45), penjual
bakso keliling yang kerap mangkal di barat
Stadion Semeru Lumajang. Menurutnya, bawang putih serta bawang merah itu adalah
salah satu bumbu pokok untuk membuat bakso.
Dengan
meroketnya harga-harga tersebut. Akhirnya berdampak pada penghasilan yang diperolehnya
tiap hari. “Bayangkan Mas, biasanya bawang putih harganya berkisar antar lima
belas hingga dua puluh ribu. Sekarang berkisar antara Rp.70 hingga Rp. 80 ribu
perkilogram, itu bukan termasuk harga bumbu-bumbu yang lain” terangnya.
Meskipun
harga-harga bumbu itu meroket, Dahlan mengaku tidak berani mengurangi racikan
bumbu pada bakso jualannya. Ia lebih memilih mempertahankan rasa dan harga
baksonya. “Saya takut, nanti misalkan bumbunya
saya kurangi rasanya jadi ga enak. Misalkan
harganya saya naikan, pelanggan akan kabur,” terangnya lagi.
Dahlan berharap, agar pemerintah cepat tanggap
dengan kelangkahan serta mahalnya bumbu-bumbu dapur itu. Jika tidak, mungkin
dirinya akan gulung tikar. “Keuntungan saya biasanya bisa mencapai 75 ribu,
sekarang menjadi 30 hingga 40 ribu perhari,” pungkasnya.(cw6)