Lumajang, Memo
Hujan deras dengan di iringi
petir, ternyata membawa malapetaka terhadap Lianom pak Sanip (47), warga
Dusun Kayu Gedang, Desa Bodang, Kecamatan padang.
Pasalnya, saat korban sedang memanen buah pete dikebunnya telah ditemukan tewas tersangkut cabang pohon dengan
kondisi luka bakar
disekujur tubuhnya. Peristiwa naas yang menghebohkan warga sekitar ini
terjadi pada Selasa (26/2) pukul 14.00 Wib.
Tupah (40), istri korban mengatakan, seperti biasa sepulang dari
pasar, jika
cuaca terang ia bersama korban terus pergi kebunnya untuk memanen buah pete yang hendak dijual ke pasar pada
keesokan harinya.
Berbekal tangga bambu dan tampar serta sebuah sabit kecil korban bersamanya terus
pergi. Tiba dikebun, korban naik ke
pohon pete sedang Tupah istri korban menunggu dibawah pohon.
Setelah buah pete yang dipanen terasa sudah cukup, korban berusaha turun dari atas pohon. Saat korban
masih menurunkan tampar dan sabit, tiba-tiba hujan tiba cukup deras yang
diiringi petir. Karena hujan cukup deras, korban memilih diam diatas cabang pohon.
Beberapa saat kemudian,
terdengar suara petir yang keras dan disusul seperti suara korban minta tolong. “Tolong aku Pah, suara itu yang saya
dengar,” Ujar Tupah istri korban.
Tetapi saat itu, ia tidak sadar jika korban suaminya disambar petir.
Ia terus menunggu korban turun dibawah pohon hingga hujan reda. Tak lama
kemudian hujan sudah reda, tetapi korban tak juga turun. “Saya panggil-panggil
tiddak menjawab, takut terjadi apa-apa saya terus pulang menceritakan pada
keluarga,” aku Tupah lagi.
Mendengar cerita Tupah, seketika itu kerabat korban dengan tetangga
kanan kiri rumahnya langsung mendatangi lokasi kejadian. Tiba disana warga berusaha memanggil korban
dari bawah, tetapi korban tidak menjawabanya.
Merasa penasaran, akhirnya kerabat korban terus naik ke atas pohon pete. Ternyata setelah sampai
diatas, korban diketahui sudah tewas dalam kondisi menghitam akibat luka bakar.
“Saya melihat korban tersangkut ranting pohon, dalam keadaan sudah
tewas dengan kondisi mengenaskan.” Tutur Marto kerabat korban.
Dengan menggunakan tali tampar, korban diikat di tubuhnya dan kemudian diturunkan ke bawah. Setelah
korban berhasil diturunkan ke bawah, warga langsung mengangkat korban ke rumahnya hendak
dimandikan.
Niat keluarga korban, sempat berhenti sebentar setelah pihak Desa
dengan Mapolsek Padang meminta agar korban di bawa ke rumah sakit hendak
dilakukan outopsi atas kematian korban.
Ternyata, niatan tersebut ditentang oleh pihak keluarga, adan akhirnya membuahkan
kesepakatan agar korban divisum dokter Puskesmas setempat.
Takut terjadi apa-apa yang salah dikemudian hari atas kematian
korban, kesepakatan tersebut dilanjutkan dengan surat pernyataan dari keluarga
korban yang diketahui oleh kepala desa setempat.
Kapolsek Padang AKP Mulyadi Surahmad saat
dikonfirmasi Memo mengatakan, sesuai hasil visum yang dilakukan oleh dokter
Puskesmas setempat menyatakan, pada tubuh korban tidak ada tanda-tanda penganiayaan.
“Menurut dokter korban tewas akibat tubuhnya terbakar akibat disambar petir,” ungkapnya cw7