Lumajang, Memo
Satu begal bersenjatakan clurit bernama Umar bin Aliasman (25), warga
Dusun Sumber Agro, Desa Sombo, Kecamatan Gucialit, moncrot
dihajar
massa. Pelaku ditangkap massa usai merampas sepeda motor milik Mahat (35), warga Desa/Kecamatan
Randuagung, di jalan simpang tiga Desa Bondoyudo, Kecamatan Sukodono,
menuju ke arah jalan JLT.
Kronologisnya,
Sabtu (16/2) petang, sekitar pukul 17.00 Wib, korban dalam perjalanan
pulang dari takziyah
dirumah kerabatnya di Desa Bondoyudo. Ketika itu korban seorang diri mengendarai sepeda
motor miliknya.
Korban pulang
melalui jalan semula yang kanan kirinya kebun sengon dan jauh dari pemukiman
warga. Ditengah perjalanan, korban dihadang oleh dua pelaku bersenjatakan
celurit. Korban tergolong berani, pasalnya ia menghentikan sepeda motornya
tepat di sebelah dua pelaku.
Tanpa
banyak omong, pelaku berusaha merampas sepeda motor milik korban. Tak mau sepeda motornya
diambil
begitu saja, korban melawan bahkan sempat cekcok mulut nyaris berantem. Hal ini
ternyata membuat pelaku meradang.
Saat itu, pelaku kemudian mengeluarkan sebilah celurit dari balik jaketnya
dan kemudian mengancam korban. “Mun tak ebegi sepeda motorah, sengak le epedengah bek’ en.” Tutur Nor Hamdi
kerabat korban menirukan ucapan salah satu pelaku.
Melihat pelaku mengeluarkan celurit dan
mengancam seperti itu, akhirnya korban memilih diam dan pasrah sepeda motornya
dirampas. Berhasil merampas sepeda motor milik korban, pelaku kemudian kabur.
Entah
karena sore itu apesnya pelaku, saat pelaku berusaha kabur dengan sepeda motor
rampasannya, korban berteriak begal..!
Teriakan
keras korban ternyata membuat pelaku
bingung dan gugup, baru beberapa meter dari korban, pelaku terjatuh dari sepeda
motornya dan kabur melarikan diri. Beberapa saat kemudian, puluhan warga tiba
di lokasi dan terus melakukan pengejaran dan penangkapan terhadap pelaku.
Aksi
kejar-kejaran di kebun sengon pun terjadi, tak lama kemudian salah satu pelaku
bernama Uma bin Aliasman berhasil ditangkap warga. Sedang satu pelaku lagi berhasil
lolos dari kepungan warga dengan cara terjun ke sungai bondoyudo. “Satu pelaku lagi terjun kesungai
bondoyudo mas, andai air sungai tidak banjir mungkin dikejar oleh warga.” Tutur
Hamdi lagi.
Naas bagi pelaku yang tertangkap. Warga yang sejak awal telah emosi dengan
beberapa aksi pembegalan di jalan JLT, akhirnya melampiaskan kemarahannya. Tak
jelas siapa yang memulai, warga beramai-ramai menghakimi pelaku.
Beberapa warga ada yang memprovokasi agar pelaku dibakar saja. “Sudah bakar
saja biar kapok,” kata warga sambil bersahut-sahutan. Beruntungnya, ada
sejumlah warga yang berusaha meredam kemarahan warga yang lain sehingga tak
sampai berupaya membakar pelaku.
Meski demikian, ratusan
warga yang
mengamuk ini masih saja menghakimi pelaku. Beberapa warga menjadikan pelaku sebagai
sansak hidup, sementara warga yang lain ada yang berusaha mencari salah satu
pelaku yang kabur dengan cara nyemplung disungai bondoyudo.
Bahkan, sepeda motor yamaha yupiter berwarna merah tanpa plat
Nopol yang digunakan pelaku saat beraksi, turut menjadi sasaran kemarahan
warga. “Awalnya
sepeda motor pelaku hanya dirusak begitu
saja, tak lama kemudian ratusan warga datang dan langsung membakarnya.” Ujar H.
Malik warga setempat.
Akhirnya, warga sepakat menyerahkan
pelaku ke Mapolsek Sukodono. Pelaku terus diarak oleh puluhan warga ke kantor Desa
Bondoyudo sebelum diserahkan ke Mapolsek Sukodono. Tak lama kemudian, petugas
dari Mapolsek Sukodono tiba di kantor Desa Bondoyudo langsung mengamankan
pelaku.
Kapolsek
Sukodono AKP. Sudartono saat dikomfirmasi Memo mengatakan, pihaknya mendapat
informasi warga yang telah berhasil
menangkap pelaku perampasan sepeda motor. Pihaknya dengan beberapa anggota
terus meluncur ke lokasi.
Ternyata
disana warga sudah berhasil menangkap
pelaku dan diamankan warga berada
di dalam kantor desa setempat. “ Beruntung saya bersama anggota segera
tiba ke kantor
desa,
jika tidak bagaimana nasib pelaku tersebut.” Ungkap Sudartono.(cw7)
Ratusan Massa Geruduk
Kantor Desa Bondoyudo
Persoalan aksi massa terhadap pelaku pembegalan itu tidak berhenti
sampai disitu saja. Meski pelaku telah diamankan beberapa warga ke
kantor desa, ternuyata beberapa menit kemudian ratusan massa kembali mendatangi
kantor desa Bondoyudo. Peristiwa ini akhirnya membuat petugas panik karena
khawatir massa akan bertindak lebih anrkis lagi.
Walaupun kondisi hari sudah gelap, ratusan massa terus memasuki halaman Kantor
Desa Bondoyudo, mereka berusaha meringsek masuk dan meminta kepada petugas agar
pelaku diserahkan kepada warga. Karena tidak sabar, saat itu warga hendak
menorobos masuk, tetapi berhasil di cegah petugas.
Hal ini
memicu emosi massa, bahkan terjadi aksi
dorong antar
warga dengan petugas dari Mapolsek Sukodono yang dibantu oleh staf Desa
setempat. Sebab, warga tidak diperbolehkan menemui dan melihat pelaku yang tertangkap, warga
berteriak dan meminta pelaku tersebut segera diserahkan ke warga.
“Ayo
bakar saja pelaku ini, gara-gara ulah pelaku begal ini warga resah dan
ketakutan hendak mengendarai sepeda motor.” teriak warga.
Semakin
lama warga semakin memadati kantor desa hingga tak bisa dikendalikan, akhirnya polres
Lumajang memerintahkan agar Polsek terdekat yang dibantu oleh Unit Sabhara dan
Unit Dalmas segera merapat untuk membantu pengamanan di Kantor Desa Bondoyudo.
Beruntung
petugas dai Satlants segera datang ke lokasi, sebagian anggota Satlantas
mengatur di simpang tida jalan raya Soekarno Hatta, petugas yang lain
mengatur arus lalu lintas di jalan raya Desa.
“Tolong
pak jangan salah faham dulu, izinkan petugas membawa pelaku ke Polres Lumajang
untuk diperiksa serta untuk dikembangkan kasus ini. Kalau bapak-bapak begini
caranya, mana mungkin petugas bisa menangkap satu pelaku yang kabur itu,” Ungkap Edy Santoso
Kasat Sabhara memberi pemahaman.
Walau
sudah dijelaskan sedemikian rupa, warga tetap saja bersikukuh meminta kepada
petugas agar pelaku segera di serahkan kepada warga.
Sair salah satu
warga mengatakan, kejadian
perampasan sepeda motor di desanya seringkali terjadi. Tetapi hingga saat ini
pelaku tidak pernah berhasil ditangkap. Karena seringnya, warga agak trauma untuk
mengendarai sepeda motor. “Jadi wajar kalau warga marah,” terangnya.
Hingga
berjam-jam warga tidak juga bisa dikendalikan dan hendak main hakim sendiri, akhirnya petugas
terpaksa menyemprot gas air mata. Spontan, seketika itu warga berlarian keluar
menyelamatkan dirinya masing-masing akibat asap gas air mata.
Kesempatan itulah terus dimanfaatkan oleh petugas,
pelaku dengan dikawal puluhan petugas dari Unit Reskrim, Unit Sabhara, dan Unit
Dalmas untuk digelandang ke Mapolres Lumajang. Karena kondisi pelaku lemas dan
sedikit berdarah-darah.
Terlebih dulu pelaku di
larikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang untuk menjalani perawatan medis.
Usai
mendapat perawatan medis, pelaku terus digelandang ke Mapolres Lumajang untuk
menjalani pemeriksaan atas kasus itu.
Waka
Polres Lumajang Kompol Andy Arisandi saat dikomfirmasi Memo ketika mendatangi Rumah Sakit
Bhayangkara mengatakan, karena banyak pertimbangan baik keamanan maupun kenyamanan di Mapolsek Sukodono, terpaksa
pelaku di proses di Mapolres Lumajang.
“Segera
mengambil alih kasus ini bukan apa mas, pertimbangannya adalah amuk warga takut
semakin parah dan brutal. Jika ditangani Polres, otomatis tidak ada rasa khawatir kaitan dengan
massa.” ungkap Andy.(cw7)