Warga & BPBD Sudet Sungai Rawa’an


Lumajang, Memo
Akibat luapan sungai Rawa'an, Di Kecamatan Tempusari dengan merendam Desa Bulu Rejo dan Tegal Rejo. Puluhan warga bersama muspika dan BPBD Lumajang melakukan kerja bakti dengan menyudet pasir yang menumpuk di Muara sungai tersebut.
Warga saat melakukan kerja bhakti
Warga melakukan kerja bhkati dengan peralatan seadanya, seperti halnya cangkul, caluk, sabit dan sekop. Warga bahu membahu membuat saluran air pembuangan untuk mengurangi genangan agar tidak semakin meluas.
"Semoga dengan penyudetan ini, bisa mengurangi titik genangan," kata Kepala BPBD Lumajang, Rochani pada wartawan, kemarin siang. Dia menambahkan, penyudetan adalah langkah awal untuk mengurangi genangan, meski ombak yang besar bisa menutup kembali sudetan dengan pasir. Namun, warga diminta untuk terus melakukan penyudetan tiap hari.
Hal senada disampaikan, Camat Tempusari, Yoga Pratomo, pihaknya bersama Muspika, Kades dan perangkat desa bersama warga akan melakukan sejumlah penyudetan. Namun, dengan ombak pantai selatan yang tinggi, akan menjadi hambatan. "Kita akan berusaha, karena bila hujan lebat, banjir genangan sulit dikurangi dengan ombak besar seperti itu," terangnya.
Kondisi medan yang tidak memungkinkan, membuat BPBD Lumajang kesulitan untuk menggunakan alat berat. Sebab akses jalan harus melewati muara sungai yang dalam. “Jadi perlu dilakukan dengan manual, meski tantangan dan hambatan ombak pantai selatan bisa membawa material pasir menutup air sungai Rawa'an ke laut,” katanya lagi.
Diketahui, akibat hujan deras yang menguyur wilayah Tempusari disertai dengan gelombang pantai selatan yang besar. Ternyata, mengakibatkan terjadi banjir genangan di Desa Bulu Rejo Dan Tegal Rejo yang merendam pemukiman dan lahan pertanian warga.
Banjir genangan yang akibat luapan sungai Rawa'an dikenal dengan "Jabek" merendam wilayah Desa Tegal Rejo 20 hektar, Desa Bulu Rejo, 183 hektar. Bahkan kebun buah naga 3,5 hektar Tegal rejo juga terendam dan bisa gagal panen. " Bila tujuh hari kebun buah naga terendam dan tidak bisa teratasi, kira-kira kerugiannya sekitar 601 juta," Rochani.
Akibat air sungai Rawa'an tidak bisa masuk ke Pantai Selatan. Warga Was-was ada kiriman debit air sungai dari Gunung yang bisa merendam rumah warga. "Warga di pesisir pantai takut, pasir di muara sungai meninggi dan air sungai debitnya meningkat," jelasnya.
Banjir genangan setinggi mata kaki atau 30 centi meteryang menimpa puluhan kepala keluarga, tambah Rochani, warga tidak bisa beraktifitas dan bekerja di lahan pertaniannya. "warga yang pekerjaanya sebagai nelayan juga tidak bisa melaut,” pungkasnya.(ami)