Lumajang,
Memo
Walaupun kunjungan wisata di Gunung
Semeru di akhir tahun 2012 cukup meningkat. Namun, keselamatan masyarakat
khususnya para pendaki menjadi alasan utama
kenapa jalur pendakian ditutup hingga akhir Maret mendatang.
Data dari Balai Besar Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (TNBTS), Jumlah pendaki hingga selama bulan Desember 2012,
sebanyak 13.547 dengan Warga Negara Asing (WNA) sebanyak 504 orang dan, WNI
sebanyak 13.043 orang.
"Kalau dihitung setahun nyaris
tembus seratus ribu pengunjung," kata Kepala TNBTS, Ayu Dewi Utari pada
wartawan, kemarin. Dia menambahkan, diakhir tutup tahun jumlah pendaki yang
berada di Ranu Kumbolo tembus 5 ribu dan 2 ribu sehari. "Jadi bulan
desember tembus belasan ribu pendaki," ungkapnya.
Dengan banyaknya kunjungan ke Semeru, tambah
Ayu, pihaknya menambah sejumlah tanda bahaya dan rambu-rambu penunjuk arah.
Selain itu, menjaga ekosistem yang rusak akibat tangan jahil oknum pendaki. "Jadi
kami intensifkan petugas di lapangan baik di Ranukumbolo dan Pos Kalimati,
batas pendakian akhir," ujarnya.
Menyusul munculnya badai besar di
kawasan Semeru. Dan adanya cuaca yang kurang bersahabat ini, dinilai
membahayakan pendaki semeru. Kata Ayu, ini karena kondisi cuaca, hujan disertai
kabut tebal di Kawasan Gunung Semeru.
Kondisi cuaca dengan curah hujan tinggi
juga membawa pengaruh. Jika dalam hari-hari biasa, cuaca di Gunung Semeru
mencapai 15 derejat, justru yang terjadi saat ini, suhu di kawasan semeru
menurun hingga di bawah 10 derajat.
Kondisi jalan untuk pendakian juga cukup
licin, ditambah dengan adanya kabut tebal. Sehingga, selain berpengaruh pada
suhu, juga batas pandangan mata pendaki sangat terganggu. “Kalau kabut sekarang
cukup tebal batas pandang hanya kisaran 1 sampai 3 meter,” katanya lagi.
Penentuan penutupan memang mengambil
batas hingga bulan maret. Dan di prediksi pada bulan tersebut Intensitas curah
hujan akan turun. Namun kata Dewi, jika dalam perjalanan waktu ternyata cuaca
bisa bersahabat, bukan tidak mungkin jalur pendakian akan kembali di buka.
Sejumlah wisatawan yang hendak melakukan
pendakian, terpaksa harus gigit jari. Pasalnya, jika nekat untuk melakukan
pendakian, maka keselamatan pendakilah yang dipertaruhkan. “Padahal bulan
Januari ini kita ada agenda melakukan pendakian,” ujar Andre, salah satu warga
Lumajang.
Dengan ditutupnya jalur pendakian. Ia berharap
cuaca akan kembali bersahabat, sehingga ia dan kawan-kawannya tidak usah lagi
menunggu hingga akhir bulan Maret. “Padahal kawan-kawan saya dari Bali juga ikut
bergabung,” terangnya lagi.(ami)