PMK Bantah Lambat Beri Pelayanan Publik



Lumajang, Memo
Dinas Pemadam Kebakaran (PMK) kabupaten Lumajang, dengan tegas membantah anggapan dari masyarakat tentang keterlambatan pihaknya memberikan pelayanan. Hal itu disampaikan oleh Sutomo, Kepala PMK Kabupaten Lumajang, kepada beberapa wartawan.
Menurutnya, petugas akan selalu sigab dan cepat dalam menangani setiap laporan kebakaran yang ada di Lumajang. Karena semua itu tergantung dari dari setiap laporan yang masuk, juga jarak tempuh yang harus dilalui. “Kalau korban cepat melapor, otomatis kami akan cepat memberikan pelayanan,” tegas Sutomo.
Seperti halnya pada kebakaran toko mebel pada kamis (22/11) siang kemarin. Menurut Sutomo, saat itu korban terlambat untuk memberikan informasi. Diduga korban masih kebingungan untuk menyelamatkan barang-barang yang ada di dalam tokonya.
“Baru lima belas menit kemudian kami mendapat laporan,” terang Sutomo lagi. Padahal, untuk menjangkau ke TKP, pihaknya masih memerlukan waktu sekitar 10 menit. Jadi hampir setengah jam kejadian, PMK baru sampi di lokasi kebakaran. “Sembilan puluh persen, barang yang ada di dalam tokoh tersebut adalah bahan yang muda terbakar, sehingga api cepat membesar,” terangnya lagi.
Untuk bahan yang dijual pada toko mebel yang terbakar kemarin, hampir semuanya terbuat dari bahan yang mudah terbakar. Seperti contoh Kasur sepon, bursak Jok, kursi sepon, dan kain sintetis, semuanya adalah barang yang rentan terbakar dengan cepat.
Disinggung tentang keluhan dari masyarakat, bahwa  alat penyemprot pada mobil itu sudah tidak layak pakai. Sebab pada saat air akan disemprotkan pada selang tersebut tidak langsung menyembur, bahkan warga kemarin sempat mengolok-olok, jika air yang keluar dari mobil PMK itu seperti air kencing.
Sutomo tidak marah dengan kritikan dan cemooh dari warga yang melihat kebakaran kemarin. Dikatakann lagi, bahwa apapun pendapat masyarakat semuanya saya hargai, Sebab mereka belum pernah dan tidak mengerti tata cara penggunaan dari alat penyemprot tersebut.
Kepala PMK Kabupaten Lumajang
Karena dalam penggunaan alat penyemprot itu harus ada beberapa tahapan, jadi tidak langsung sepontan seperti yang mereka harapkan. Langkah pertama adalah mengisi selang penyemprot itu dengan berlahan, yang kedua posisi petugas harus sudah siap pada arah api yang akan disemprotnya.
“Jadi kalau kita langsung melakukan secara spontan, bisa-bisa mesinnya akan jebol. Dan yang lebih mengkawatirkan lagi, kalau petugas belum siap, bukan tidak mungkin ia akan terpental dari atas mobil, sebab tekanan air pada selang itu cukup besar,” jelentrehnya.
Sutomo berharap, hendaknya pemerintah bisa menambahkan lagi armada atau peralatan kebakaran yang baru.  Soalnya dari  peralatan yang tersedia kurang begitu memadai. Sebab, Lumajang ke depan juga akan semakin maju, sehingga akan banyak hotel-hotel atau gedung bertingkat. “Apabila terjadi kebakaran, kami tidak susah untuk mencari peralatan,” pungkas Sutomo. (cw6)