Lumajang,
Memo
Sedikitnya 24 kios di dalam pasar
Gunung tengu, Desa Wates wetan, Kecamatan Ranuyoso ludes di lalap si jago merah. Walaupun tidak
memakan korban jiwa, kebakaran yang trterjadi pada Rabu (3/10) sekitar pukul
11.30 Wib ini membuat para pedagang merugi hingga ratusan juta.
Bahkan sejumlah mobil pemadam
kebakaran tidak sanggup memadamkan api dalam waktu cepat. Baru sekitar tiga jam
kemudioan, api berhasil dipadamkan. Sementara akibat kecelakaan tersebut, arus
lalu lintas Lumajang menunju Probolinggo mengalami kemacetan hingga 2 kilo
meter.
Menurut Halimah, salah satu saksi
mata, awalnya ia mengetahui kepulan asap pada bagian tengah pasar. Akhirnya
Halimah berteriak-teriak dan mengatakan kalau ada kebakaran di tengah
pasar.”Saya lihat asap, langsung teriak kepada pedagang yang lain” ujar
Halimah.
Sayangnya, ketika ia berteriak juika
telah terjadi kebakaran, para pedagang yang lain bukannya berusaha memadamkan
api, justru yang mereka lakukan ialah menyelamatkan barang-barang dagangannya
sendiri.
Sementara kondisi api kian membesar,
beberapa saat kemudian mobil tangki Partai keadilan sejahtera (PKS), yang saat
itu hendak mengirimkan bantuan air bersih ke desa wates kulon langsung
berhenti. Air bantuan tersebut urung disalurkan, malah digunakan untuk
memadamkan api.
Hingga menghabiskan dua tangki air,
api masih belum bisa dipadamkan, justru yang terjadi malah api kian membesar
sehingga menambah kepanikan dari para pedagang.”Disemprot air tidak mau mati,
malah tambah besar” ujar Subur salah satu pedagang.
Kondisi tiupan angin yang cukup
kencang juga memicu api kian membesar. Bahkan ttidak berselang lama, dua unit
mobil PMK tiba di lokasi. “Habis dua tangki api juga belum bisa padam” kata
Subur lagi.
Apalagi petugas pemadaman cukup
kesulitan untuk mendapatkan api, mereka terpaksa mengambil air dari ranu
klakah. Padahal jarak antara ranu klakah dengan lokasi kebakaran berjarak
sekitar 8 kilometer.
Sementara yang dilakukan oleh warga
dan para pedagang ialah membantu petugas pemadam guna memadamkan api. Kesulitan
memperoleh air juga salah satu pemicu api kian membesar dan menjadi-jadi.
Ke 24 ruko yang terbakar, ada
beberpa jenis dagangan yang diperjual belikan. Ada ruko yang berjualan emas,
elektronik, warung nasi, konter HP, toko bangunan, toko pecah belah, agen telor
dan beberapa macam dagangan lainnya.
Menurut Trimo, warga yang lain, yang
merugi cukup banyak diduga milik H. Sanusi, pasalnya toko yang berjualan
eleoktronik tersebut sejak pagi tidak berjualan. Sehingga ketika api membakar
ruko tersebut, tidak satupun barang yang bisa diselamatkan.
Bahkan saat itu salah satu warga
sengaja menyusul haji sanusi ke rumahnya, dan menjelaskan jika ruko miliknya
terbakar bersama ruko yang lain. Bahkan ketika Haji Sanusi datang dan melihat
rukonya terbakar, ia langsung pingsan.
Kapolsek
Ranuyoso, AKP Sariun mengaku jika peristiwa kebakaran ini belum diketahui
penyebabnya, bahkan ada yang menduga akibat adanya konsleting listrik.”Kita
masih dalami peristiwa kebakaran ini” ujar Sariun.(cw7)