Wah Kaji Dibantai Didalam Musholla


Lumajang, Memo
Korban pembacokan saat berada di IGD RS. Haryoto Lumajang
Masyarakat sekitar jalan Ahmad Yani, Gang Perwira, RT 01, RW 03, Gombleh, Kelurahan Kepuharjo, Kecamatan Kota geger. Itu tak lain gara-gara H. Albani (66), warga setempat ditemukan terkapar penuh darah dihalaman Musholla  tak jauh dari rumahnya. Belakangan diketahui jika korban usai dibacok beberpa kali oleh Muhamad Rosul (50), warga setempat yang tak lain adalah tetangga korban sendiri. Peristiwa ini terjadi kemarin siang, Sabtu (8/9) seusai solat duhur sekitar pukul 11.55  WIB.


Maryati (80), salah satu saksi mata saat kejadian berlangsung, mengatakan, saat itu ia bersama korban berada didalam Musholah hendak menunaikan solat dzuhur.  Sambil menunggu para jama’ah yang lain, korban yang merupakan pensiunan guru ini terlebih dahulu melaksanakan sholat sunnah.
Saat korban melaksanakan sholat sunnah, tanpa terdengar suara orang masuk kedalam Mushollah, tiba – tiba dari arah belakang, muncul pelaku dengan menenteng sebilahcelurit. “Tidak ngomong apa-apa, pelaku kemudian membacokkan celuritnya ketubuh korban hingga beberapa kali. Saat itu korban sedang membaca surah-surah pendek.” Ungkap Maryati.
Mungkin karena kesakitan, kemudian korban berteriak. Melihat kejadian seperti itu, Maryati berusaha melerai, bahkan meminta kepada pelaku menghentikan pebuataannya. Namun tak tidak digubris olah pelaku, bahkan pelaku terlihat semakin kalap hingga kembali membacokkan celurit yang dipegangnya.
Korban yang bermandikan darah karena beberapa luka robek di tubuhnya, dengan tangan memegang bagian tubuh yang luka robek, terus berlari keluar dari Mushollah, dengan harapan untuk menyelamatkan dirinya dari amukan pelaku, selain itu juga berharap agar mendapatkan pertolongan dari warga sekitar.
Korban terus berlari keluar mushollah, hendak menuju kerumah salah satu warga untuk   meminta pertolongan, baru beberapa meter di halaman musholl,  pelaku yang kadung kesetanan itu berhasil mengejar korban dan membacoknya lagi hingga korban tersungkur dihalaman mushollah. “Saat korban jatuh, pelaku kemudian lari.” Ungkap Maryati lagi.
Mendapati Pelaku lari, Maryati kemudian berteriak keras minta tolong, mendengar teriakan minta tolong dari sekitar mushollah, puluhan warga langsung berdatangan menuju ke mushollah, tiba di mushollah puluhan warga kaget ketika mendapati korban yang tak lain H. Albani, salah satu tokoh masyarakat setempat, terkapar dan bermandikan darah di halaman  mushollah.
Tanpa dikomando puluhan warga langsung mengeevakuasi korban dan  terus dilarikan ke Rumah Sakit Dr. Haryoto Lumajang agar segera  mendapatkan perawatan dari pihak medis. Sampai di IGD, korban terus mendapat perawatan secara intensif dari para pihak medis, beberapa menit kemudian setelah mendapatkan perawatan dari pihak medis kondisi korban berangsur membaik. Namun karena luka korban sangat parah sedang peralatan rumah sakit masih kurang memadai, akhirnya korban dirujuk ke Rumah Sakit Umum Dr. Soebandi, Patrang Jember.
Lokasi pembacokan korban
Karena beberapa luka bacokan ditubuh korban sangat parah sedang peralatan Rumah sakit Dr. Haryoto Lumajang masih belum memadahi setelah mendapatkan perawatan dari pihak medis korban terus dirujuk ke Rumah Sakit Umum  Dr. Sunbandi Patrang Jember hal ini sesuai dengan kesepakatan dari pihak keluarga.
Setelah mendapatkan perawatan dan penanganan secara intensif,  kondisi korban terus berangsur baik, hal ini  membuat keluarga korban dan kerabat korban senang bahagia karena korban masih terselamatkan. Entah kenapa, beberpa jam kemudian kondisi kesehatan korban terus menurun, tepat sekitar pukul 23.30, korban akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.(cw7)

Pelaku Sering Tuding Korban Miliki Ilmu Santet
Kabar pembacokan terhadap H. Albani, alah satu tokoh masyarakat setempat, ternyata langsung tersiar ke seantero kampong. Bahkan dalam sekejap, lokasi pembacokan langsung dipenuhi oleh warga yang sekedar ingin tahu peritiwa tersebut terjadi, warga banyak berjejal dihalaman Musholla.
Tak ketinggalan Slamet (60), seorang pensiunan Staf Kecamatan Kota, yang tak lain adalah ketua RW  setempat, kepada Memo menjelaskan, siang itu dirinya mendapatkan laporan dari salah satu warga kalau ada pembacokan terhadap  H. Albani, mendengar kabar tersebut Slamet mengaku lansung mendatangi lokasi kejadian.
Sambil berjalan menuju ke lokasi kejadian, ia terlebih dahulu menghubungi Posek Kota, dimana dalam waktu bersamaaan ia bersama jajaran Polsek Kota tiba di lokasi kejadian. “Baru setelah itu saya dengan polisi membawa Pak. Haji ke rumah sakit.” Tutur Slamet.
Lebih jauh Slamet menjelaskan, sebenarnya kejadian pembacokan ini dipicu permasalahan lama alias dendam lama pelaku terhadap korban. Dimana korban dituduh oleh pelaku mempunyai ilmu santet bahkan pelaku sering ngomong kepada masyarakat kalau anak – anaknya jadi stres ini gara – gara di santet oleh korban.
Permasalahan keduanya pernah di selesaikan ditingkat kelurahan, dan selesai. Namun pihak pelaku mungkin merasa tidak puas, akhirnya sering koar – koar diluar kalau korban punya ilmu santet. “Saya melihat korban tak menaggapi tuduhan pelaku, bahkan hanya diam saja mendapat tuduhan seperti itu.” Tutur Slamet.
Bahkan atas tingkah laku pelaku yang kadangkala over acting tersebut, keluarga korban hanya memilik diam. Bahkan menyadari jika pelaku mengalami gangguan kejiwaan. “Tuduhan seperti itu tidak sekali dua kali saja diucapkan oleh pelaku, bahkan hingga berkali-kali.” Ungkap Slamet lagi.
Bahan masyarakat dikampungnya yakin, jika apa yang dituduhkan pelaku adalah tidak mendasar, sebab korban dikampungnya dikenal sebagai tokoh yang cukup disegani. “Saya nggak Yakin korban memiliki ilmu santet.” Ungkap salah satu warga saat berada di TKP.
Kenapa korban tak menaggapi setiap tuduhan pelaku? Pasalnya, apa yang dituduhkan pelaku, tidak hanya dituduhkan kepada korban saja. Ada beberap warga yang lain yang menjadi korban tuduhan pelaku. “ Banyak yang dituduh pelaku, tapi warga tak mengiraukan, Mas.” Ungkap warga yang lain lagi.(cw7)

Pelaku Diduga Mengalami Gangguan Jiwa
            Dengan sigap, jajaran kepolisian Lumajang usai kejadian pembacokan tersebut langsung melakukan pengejaran. Hasilnya, tak berselang lama, ketika pelaku hendak mengendarai sepeda motornya berhasil diringkus. Tanpa ada perlawanan, pelaku menyerah begitu saja ketika hendak dibekuk petugas.
Namun saat pelaku dibawa ke Mapolres, petugas penyidik juga kerepotan. Sebab, ketika dimintai keterangan, pelaku selalu memberikan keterangan yang berbelit-belit tidak sesuai dengan apa yang ditanyakan. Bahkan dari raut wajahnya, sama sekali tidak menampakkan tanda-tanda penyesalan.
Sejumlah wartawan elektronik maupun cetak, yang mencoba menggali pengakuhan pelaku tentang motif dari pembantaian itu malah dibuat bingung. Karena tidak satupun pertanyaan dari sejumlah wartawan yang bisa dijawab dengan logika, yang ada cuma jawaban ngawur dan nglantur.
Pelaku
Seperti contoh, wartawan Memo menanyakan, “Kenapa bapak tega membacok H. Albani,” pelaku menjawab, “Karena saya kepingin membunuh, karena dia tidak bisa melindungi warganya, karena waktu saya sholat, saya dilaporkan sama batalyon lima dua tujuh, kenapa menyangkut pautkan ABRI, ” jawab pelaku dengan cengar-cengir.
Dan kalimat itu tidak henti-hentinya ia ucapkan, bahkan setiap ucapan kalimat diakhiri dengan cengar-cengir dan terkadang tertawa. Sejumlah wartawan akhirnya tidak melanjutkan pertanyaanya kepada pelaku.
Meskipun pertanyaanya lain, pelaku selalu menjawab dengan jawaban yang sama. Hal serupa juga dialami oleh penyidik yang mencoba mengorek tentang alasan pembacokan tersebut. Akhirnya petugaspun menyerah, sebab dibuat pusing dan bingung dengan jawaban pelaku.
Selanjutnya, menurut Kanit Pidum, Iptu Heri Sugiono yang menangani kasus tersebut, kepada sejumlah wartawan mengatakan, jika pihaknya akan bekerjasama dengan Dinas Sosial Kabupaten Lumajang untuk membawa pelaku ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) yang ada di Kabupaten  Malang atau di Surabaya.
“Kami masih menunggu ijin dan perintah dari Bapak Kapolres untuk membawa pelaku ke rumah sakit jiwa,” terang Heri. Perlu diketahui juga bahwa, di Lumajang sendiri belum ada rumah sakit yang menangani gangguan jiwa, “Untuk sementara pelaku masih kami tahan sambil menunggu proses lanjut,” tegas Heri. (cw6)