Mahasiswa Kecewa Dengan Bupati


Lumajang, Memo
            Puluhan anggota Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMII), dari Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Syarifudin (STITS), berunjukrasa di depan kantor pemkab Lumajang pada Kamis (27/9), sekitar pukul 09.00. Aksi puluihan mahasiswa ini mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian.
Aksi demo yang digelar sejumlah mahasiswa STITS
            Aksi demo puluhan mahasiswa ini juga dilengkapi dengan sejumlah poster, spanduk dan satu set sound system. Mereka mengecam film Innocence of Muslims, yang dianggap telah menistakan nabi Muhammad dan segenap umat muslim di dunia.
            Bahkan poster-poster cacian terhadap sutradara pembuat film tersebut, juga nampak di spanduk para demonstran. Untuk itulah, salah satu orator meminta agar pemerintah tegas terhadap peredaran film tersebut.
            “Presiden harus segera mengambil sikap, You tube dan google harus ditutup, dan tidak usah diakses lagi” ujar salah satu orator. Sejumlah perwakilan ini rencananya ingin bertemu bupati agar membuat sikap terhadap peredaran film yang dianggap menyakiti umat muslim.
            Setelah setengah jam lamanya melakukan aksi didepan kantor Pemkab, wakil Bupati Lumajang As’at malik, bersama beberpa pejabat lainnya keluar dan langsung menemui para pendemo. Intinya As’at mendukung langkah jika pemerintah harus menutut situs you tube dan google.
            Sambil duduk didepan para demonstran, saat itu juga As’at membacakan sikap yang telah ia buat sebelumnya. Ia sebagai wakil bupati mengaku mengecam keras dan meyerukan agar memblokir peredaran film tersebut.
            Yang kedua, ia meminta agar masyarakat umumnya muslim dimana saja untuk saat ini jangan lagi menggunakan jasa you tube dan google. Kalaupun itu terpaksa digunakan, maka ia meminta agar digunakan ketika benar-benar penting. “Kalau ada tugas belajar itu tidak masalah, tapi jangan mencoba membuka yang lain” ujar As’at.
            Sebagai seorang muslim yang baik, ia mengajak seluruh lapisan masayarakat agar tidak menghina agama orang lain. “Kalau kita menghina agama orang, maka agama kita nantinya juga akan dihina orang lain juga” katanya lagi.

            Saat itu Wabup bersedia menandatangani pernyataan sikapnya saat itu, sayangnya, Akhirnya 6 orang perwakilan mahasiswa diajak masuk ruang bupati untuk berdialog, sekaligus ingin mengetahui maksud kedatangan para mahasiswa ini.
            Salah satu perwakilan menyatakan kekecewaannya ketika beberapa kali berdemo dan ingin berdialog dengan bupati, selalu tidak bisa dilakukan. “Terus terang kita kecewa, beberpa kali selalu tidak ditemui bupati.” Ungkap salah satu perwakilan,.
            Perwakilan yang lain malah sampai menagis ketika meluapkan kekecewaannya terhadap bupati. Mereka merasa selalu dibenturkan dengan wabup. “Kami tidak bisa berbuat apa-apa kalau berhadapan dengan wabup, beliau adalah wabup sekaligus kiyai dan dosen kami.” Katanya sambil menangis.
            Wabup saat itu juga meminta maaf jika bupati tidak bisa menemui karena memang tengah ada kegiatan diluar. Walaupun begitu, pagi hari sebelum berangkat bupati sempat menugaskan dirinya untuk menemui para pendemo.”Kalau masih tetap ingin bertemu bupati, nanti diatas jam 11 beliau kembali, nanti saya telpon panjengan” katanya.
            Usai bertemu wakil Bupati, puluhan mahasiswa ini kemudian melanjutkan aksinya menuju ke gedung DPRD Lumajang. Disana mereka juga melakukan hal yang sama, yaitu berorasi dan berdialog dengan ketua DPRD.(ami)